Padang, Mimbar — Gema azan Subuh dari pengeras suara hotel membangunkan Xing, satu dari 15 turis muslim Kunming, China yang berwisata ke Sumbar. Ada perasaan lega di batinnya mendengar merdunya suara azan yang dilantunkan dengan sempurna.
“Subuh tadi, saya dibangunkan oleh suara azan yang sempurna. Inilah suara azan paling menyejukkan yang pernah saya dengar,” ujar Xing, (39 tahun) yang datang bersama rombongan turis Kunming China dengan flight langsug ke BIM Sumbar, Minggu (26/1).
Memang, Xing bersama rekan-rekan se negaranya datang ke Sumbar di saat yang tidak tepat, yakni kala virus corona merebak di Wuhan. Sekalipun rombongan sudah melewati pemeriksaan berstandar WHO saat keberangkatan hingga kedatangan, disambut pula oleh Gubernur Sumbar Irwan Pryitno, lalu dijamu Wako Pariaman Genius Umar. Jaminan apalagi yang dibutuhkan masyarakat ranah minang bahwasanya para turis ini terbebas dari virus yang menguncang sejumlah negara tersebut.
Tapi apa, di bagian lain Sumatera Barat turis itu ditolak, didemo pula, di Bukittingi mereka dilarang keluar hotel. Tanah Datar malah membatalkan kehadiran mereka.
Padahal 15 turis.muslim yang dipastikan satu akidah dengan masyarakat Sumbar yang mayoritas Islam, hanya rindu dengan saudara se imannya di sini.
Mungkin mereka datang khusus ke Sumbar untuk berwisata sekaligus ingin melihat langsung suasana religius Sumbar yang terkenal itu.
“Kami datang karena rindu pada saudara sesama muslim di Indonesia. Kami mendengar nama negeri ini sejak pandai mengaji dulu. Ada saudara kami di sebelah laut, pemeluk Islam yang taat. Akan kuceritakan pada ibu dan nenek nanti di rumah,” ujar Xing lewat penterjemah, Senin (27/1) di sela-sela makan malam di Padang.
Meski datang jauh dari Kunming China, ternyata di daerah itu banyak juga beragama Islam dan hidup juga toleran dengan penganut agama lain.
Sebanyak 15 turis muslim dan muslimah di rombongan itu ternyata orang berada juga di Kuming. Mereka biasanya suka berwisata ke negara-negara Islam, jika tak ke negeri-negeri Magribi ya ke Indonesia.
“Pak, pak jangan lupa berhenti, saya mau jamak,” kata si turis ditranslet oleh Robin, Guide rombongan. Bus berhenti, ia pun bergegas menunaikan shalat.
“Doanya apa tadi?,” tanya pemandu wisata. “Doa agar bisa melihat negeri-negeri orang,”ujar Xing.
Robin sang Guide mengatakan kalau rombongan turis Kunming ke Sumbar kalangan berada, bahkan di daerah asalnya termasuk warga kelas atas. Jadi paket yang mereka pilih pun yang destinasinya lebih banyak.
“Karena turis muslim itu benar-benar penasaran dengan kehidupan warga muslim di Indonesia atau Sumbar, seperti apa, apakah sama dengan mereka di China,” ujar Robin.
Malah, meski tidak banyak destinasi dikunjungi, respon mereka sangat bagus untuk Sumbar ini, apalagi saat melihat begitu banyak saudara muslimnya yang taat sekali dalam beragama.
“Soal makanan mereka melihat unik dan enak, terutama rendang padang,” ujar Robin.
Sedangkan untuk kunjungan ke Masjid Raya, memang mengundang antusias turis muslim di rombongan itu.
“Rencana ada dan pastinya kita akan berikan waktu buat wisatawan muslim kita untuk menjalankan sholat di Masjid Raya, masjid terbesar di Sumbar ini,” ujar Robin. (ms/rls/ald)