Penulis: Thariq Muhammad (Mahasiswa Sastra Inggris Unand)
“Buku ini adalah salah satu literasi yang luar biasa, dari awal hingga akhir aku sangat terpukau”
Mahasiswa Universitas Andalas tahun 22’ mata kuliah ILS kelas A belajar media artikel bersama Pak Drs. Ferdinal. MA. Ph.D. Setiap mahasiswa mulai mencari topik masing-masing untuk diberitakan, topik yang dibicarakan harus mengenai literasi bahasa Inggris dan berbicara tentang literasi saya ingat novel Vicious yang pernah saya baca sejak akhir September lalu.
Saya memilih Vicious karena tepat disaat saya tengah meminjamnya dari teman sejurusan, Filani Putri. Diawali dengan saya meminta masukan tentang buku bacaan berbahasa Inggris dan dia menyarankan Vicious, keesokan harinya saya meminjam novelnya dan mulai membaca. Dan buku ini sangat menarik disetiap halamannya. Tidak hanya karakter saja tetapi bagaimana Schwab menulis buku tersebut. Maksudnya cara Schwab menceritakan kisah Victor Vale dan Eli Ever.
Hal yang menjadi sotoran utama adalah alur buku ini yang maju mundur, lompat dari masa ke masa lainnya, dari satu karakter ke karakter lainnya. “Aku lihat, konsepnya menarik banget karena lompat antara sudut pandang karakter yang berbeda. Jadinya kita bisa kenal sama mereka, lalu seiring dengan dibangunnya pengenalan tersebut kita bisa tahu latar belakang dan rahasia mereka.” Jawab Filani Putri, atau yang biasa dipanggil Lani, saat saya tanya alasan dia menyukai alur bolak balik novel ini. “Ceritanya juga perlahan mulai terungkap jadi lebih menarik dan menegangkan.”
Vicious tidak menggunakan alur mundur tanpa alasan. Ketika suatu chapter terjadi di masa lalu yang dapat membantu unutk memahami apa yang terjadi di masa sekarang. “Kita bisa kenal latar belakang mereka, mengungkap rahasia mereka dan bagaimana mereka bisa dapat kekuatan mereka.” Sebut Lani.
Schwab dapat menggunakan alur yang tidak konsisten menjadi hal yang saling menyambung dengan antar bab. Setiap babnya tidak terasa membosankan dan selalu ada hal baru yang dipelajari tentang cerita Vicious ini. Walaupun terkadang alur nya mengganggu pengalaman pembaca sendiri, disaat cerita mulai tegang tiba-tiba terputus saat mencapai bab selanjutnya dimana kita dihadapkan dengan karakter dan waktu yang berbeda. Itulah yang terjadi di saat pertama kali saya mulai membaca Vicious.
Ketika Lani meminjamkan Vicious kepada saya, dia sudah memberitahu bahwa alurnya tidak konsisten dan maju mundur. Tetapi dengan antusias saya mulai membaca dan beberapa bab pertama berjalan dengan lancar, tetapi saat mulai mencapai bagian tengah novel mulai muncul rasa jengkel dan terganggu karena bab-bab baru berdatangan dengan waktu-waktu yang berbeda.
Walaupun begitu saya semakin penasaran dengan cerita Vicious. Serasa Schwab tengah menggoda saya dengan mendekatkan jawabannya tetapi terasa sangat jauh ketika saya melihat seberapa tebal lagi buku novelnya, selain itu juga terjadi kebingunan kenapa tiba-tiba cerita nya tidak sama. “Sebenarnya nggak ada masalah sih, Tapi menurut ku mungkin ada beberapa pembaca yang bingung karena berfluktuasi banget. Untungnya setiap babnya dikasih label, jadi kita tahu dimana setiap bab terjadi.” Jawab Lani, ketika ditanya jika dia ada pendapat negatif terhadap alur ceritanya. Namun hal itulah yang membuat novel ini sangat menarik dan seru untuk dibaca. Jika Schwab menggunakan alur yang maju, mungkin novel ini tidak semenegangkan sekarang. “Bisa saja, cuman takutnya nggak sebagus dengan alur yang maju mundur. Jadinya kurang menarik dan menegangkan lagi karena nggak ada satu pun hal dan rahasia yang terungkap, soalnya kita sudah tahu semua dari awal.” Sebut Lani.
Jadi secara keseluruhan dapat di setujui bahwa gaya menulis Schwab itu sangat unik, penggunaan latar waktu yang berbeda membentuk sebuah cerita yang menegangkan dan membuat para pembaca tidak bisa menurunkan buku ini. Setiap bab yang disajikan penuh dengan keingin tahuan. “Setiap detik merupakan bacaan yang luar biasa. Terdapat semua hal yang aku ingin dari sebuah cerita. Cerita yang menegangkan, karakter yang bermoral kabur, kekuatan yang unik, dan ketegangan yang mencekam yang tidak bisa berhenti membalikan halaman dan membuat mu gelisah.” Puji Lani terhadap novel Vicious.***