Anak panti asuhan Harapan Bundo Muaro Sijunjung Lulus SNMPTN

Dua anak Panti Asuhan Sijunjung Finta Husniati dan Ahlal Ahwida, lulus masuk perguruan tinggi negeri. foto.dok.azet

 

SIJUNJUNG, Mimbar — Anak panti asuhan Harapan Bundo Muaro Sijunjung menorehkan catatan membanggakan untuk Kabupaten Sijunjung.Dua orang anak dari lembaga sosial yang menampung, mendidik dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu dan terlantar berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Sileksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lewat jalur undangan.

“Alhamdulillah, dua anak panti asuhan Harapan Bundo diterima tanpa tes lewat jalur SNMPTN undangan,” kata Kepala Bagian Kesra Setdakab Sijunjung, Dodi Katim kepada Haluan baru-baru ini.

Dua anak panti asuhan Harapan Bundo yang diterima di PTN lewat jalur SNMPTN itu adalah, Finta Husniati dan Ahlal Ahwida.Keduanya, dari SMA Negeri 2 Sijunjung.Finta Husniati diterima di Universitas Andalas (Unand) Padang Fakultas Sejarah.Sementara, Ahlal Ahwida diterima Universitas Negeri Padang (UNP) program studi Pendiidikan Bahasa Inggris.

Kabar dua anak yang dibina, dididik dan ditampung lembaga sosial yang dikelola Korpri Kabupaten Sijunjung itu diterima Kabag Kesra Setdakab Sijunjung dari yang bersangkutan.Dodi Katim sendiri mengaku bersyukur dan sekaligus menyampaikan selamat kepada dua siswi tersebut.”Semoga kedepan menjadi anak-anak yang bermanfaat bagi daerah, bangsa dan negara,” ucapnya.

Kepala Bagian Kesra ini berharap, agar prestasi itu dapat memacu semangat anak-anak panti asuhan Harapan Bundo yang tengah menjalani pendiidikan, baik di SMP maupun SMA.

Bingung Biaya

Meski Finta Husniati dan Ahlal Ahwida mengaku lega bisa lolos masuk kuliah melalui jalur SNMPTN undang,namun kegembiraan kedua gadis kelahiran Solok Amba dan Aia Angek Kecamatan Sijunjung sedikit terkikis.

Pasalnya, kedua siswi itu terbentur dengan biaya.Mereka binggung dengan apa membayar uang kuliah di PTN di Sumatera Barat, termasuk memenuhi kebutuhan selama bergelut atau menuntut ilmu di Kota Padang.

Sementara kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai petani tak memiliki uang untuk membiaya pendidikan anaknya.Nah, siapa yang mau jadi orang tua asuh mereka?. (ms/zet)