
MEREKA yang tak hiraukan waktu dan suasana, mereka yang bertugas tanpa kenal lelah, dan mereka lupakan keluarga di saat hari fitri sejenak, hanya untuk mengatur dan menjaga masyarakat banyak.
Ya, itulah Polisi Lalu Lintas (Polantas), satu abdi rakyat dari banyak abdi lain seperti perawat, penjaga lintasan kereta api yang tak mengenal libur lebaran.
Gema takbir, suasana fitri lebaran 1 Syawal harus dikesempingkan dulu, sebagai Polantas, sejak H-7 sampai H+7 atau selama arus mudik sampai arus balik berkahir, Polantas harus berkelindan dengan asap kendaraan demi lancar, aman dan nyamannya masyarakat berkendara di jalan raya.
Seperti Iptu Mardianto, KBO Lantas Polres Solok Kota kepada tim media center Ditlantas Polda Sumbar, dia mengaku kalau keluarga sudah memahami tugasnya.
“Sejak awal sudah dibilangin kalau tugas berbenturan dengan acara keluarga maka keluarga tahu, kalau saya pasti memilih tugas,”ujarnya yang tengah asyik mengatur lalu lintas dengan bendera kecil menuju Singkarak, Selasa 19/6.
Meski kadang hati Mardianto menjerit melihat di jalanan ada masyarakat bahagia kumpul dengan keluarganya di hari nan fitri sekarang. “Ya usap dada saja dulu, justru memandang itu bikin semangat kerja bertambah,”ujanya tersenyum.
Apalagi kata Mardianto saat libur lebaran, ruas jalan di Sumbar hampir semuanya terasa sempit, karena jumlah kendaraan melebihi kapasitas panjang dan luas jalan. Akibatnya macet dan lama waktu tempuh menjadi hal lumrah ketika lebaran di Sumbar.
Tapi ketergantungan kepada Polantas sangat tinggi, karena tanpa Polantas dipastikan beberapa ruas stag (berhenti total) akibat pengendara tidak mau mengalah.
“Allhamdulillah, pengendara masih ingin Polantas hadir di saat seperti saat ini. Kita di jalanan dengan jumlah kendaraan meluber, untuk menjaga supaya kendaraan di kiri dan kanan jalan lancar, biar merayap asal tetap jalan. Itu perintah Pak Dirlantas Polda kepada.jajaran Polantas se Sumbar,”ujarnya.
Apalagi Dirlantas Kombes Pol Singgamata, kata Mardianto punya banyak sumber informasi lain untuk memantau kondisi kekinian lalu lintas.
“Ada CCTV, ada kawan-kawan pers atau ada personil Lantas berpakaian sipil diturunkan secar berkala untuk memantau lalu lintas di jalur utama. Sehingga kita saat bertugas, juga harus siap.dengan dokumentasi bisa video on cam atau sekurangnya foto untuk dikirim ke server RTMC Ditlantas Polda Sumbar,”ujar Mardianto.
Terus kapan nih kumpul dengan keluarga merayakan idul fitri? Iptu Mardianto mengaku di sela-sela waktu tugas.
“Sistem kita bergantian, nah di sela-sela itu kumpul dengan keluarga, tidak full time sih, bahkan kita selaku petugas harus standby, jika sewaktu-waktu ada kejadian dan ada panggilan tugas,” ujarnya.
Menyikapi kondisi arus lalu lintas hingga H+4 menurut Mardianto skala kendaraan terus meningkat, itu bagi Polantas adalah warning untuk lebih fight dan semangat kerjanya, amankan, nyamankan dan lancarkan.
Dirlantas Polda Sumbar Kombes Pol Singgamata mengakui kalau pihaknya terus menyiagakan Polantas selama arus mudik dan balik.
“Bahkan kepada Kasatlantas Polres juga kita mintakan untuk menambah personil di titik rawan macet dan rawan kecelakaan,”ujarnya.
Selain membuat pembatas jalan, para Polantas juga diberi bendera kecil untuk memudahkan mengatur lalu lintas.
“Memang masih banyak keluhan pengendara sejak H plus tiga kemarin soal macet, kita merespon dengan menambah petugas mengatur lalu lintas, polanya jalan, jangan sampai berhenti total, kalau waktu tempuh lama ya itu resiko karena volume kendaraan meningkat,”ujar Dirlantas.
Bahkan pada titik rawan kecelakaan Ditlantas Polda Sumbar juga memasang spanduk himbauan bertuliskan Anda Ngantuk Isrirahat Dulu, “Mengemudi Saat Ngantuk Berbahaya, Harus Istirahat’
“Spanduk himbauan itu kita pasang di berbagai titik rawan sebagai antisipasi kecelakaan lalu lintas, akibat faktor pengemudi lelah dan ngantuk,”ujar Kasubdikyasa Ditlantas Polda Sumbar Kompol Ari Wibowo.
Banyak pengendara tersandung macet ruas Padang-Bukittinggi-Payakumbuh mengakui kalau penanganan laju kendaraan lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Baik kesiapan Polantas, juga yang membantu prilaku pengemudi yang memahami keadaan, tidak ada serobot-serobotan. Yang masih kurang pahamvkendaraan bus angkutan umum,”ujar Eri yang mengaku butuh waktu enam jam dari payakumbuh-Padang, Selasa kemarin. (feature: ditlantas-sumbar)