PADANG, mimbarsumbar.id — Wakil Rektor (Warek) III Bidang SDM dan Teknologi Informasi UNAND, Dr. Insannul Jamil bakar semangat pimpinan dan civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dalam Rapat Senat Terbuka Lustrum VI FISIP, Jumat (12/5) di Auditorium Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang.
Dalam paparannya, Insannul Kamil memulai dengan sebuah pertanyaan bagaimana agar FISIP UNAND mampu merespon dan melakukan adaptasi dengan cepat terhadap intervensi inovasi teknologi digital saat ini yang telah mendisrupsi hampir semua bidang kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
“Perlu kita mencermati sebuah buku yang berjudul The Dead of Expertise (Matinya Kepakaran) yang menjelaskan fakta sedang terjadinya perdebatan antara ahli dan orang biasa ketika topik apapun dibahas di ranah virtual. Kita menemukan dua pihak yang saling bertentangan, yang pertama adalah para intelektual (ahli) yang percaya bahwa orang awam tidak mengerti apa-apa
dan pihak lainnya adalah orang biasa yang tidak mempercayai siapa pun yang mengaku ahli,” terang Dr. Insannul yang akrab disapa Pak Nanuk di kalangan awak media Sumbar
Dilanjutkan Pak Nanuk, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi digital yang ditandai munculnya internet pada abad ke-20, terjadi lompatan kuantum dalam bidang penyebaran dan pembahasan berita dan fakta. Hal ini telah mengakibatkan timbulnya ketinggian konflik antara pendapat para ahli dan pendapat orang awam. Ini tentunya akan menjadi tantangan bagi dunia kampus sekaligus peluang bagi para insan kampus (dosen/peneliti, red) untuk bertindak merespon perubahan yang terjadi secara masif dan eksponensial. Bekerja menggunakan mindset dan cara – baru dengan keberanian meninggalkan cara-cara lama yang sudah tidak lagi relevan dengan kondisi kekinian dan harus berubah karena terus diganggu oleh isu-isu penting seperti meningkatnya tensi geopolitik global dan geostrategi, perubahan iklim, transisi energi, ekonomi digital dan isu penting lainnya.
”Persoalan dunia hari ini bukan lagi harus berubah (slogan dunia yang sering kita dengar satu dekade terakhir), tapi lebih penting dari itu adalah seberapa cepat kita mampu berubah dan adaptif terhadap semua perubahan yang terus saja terjadi yang akan membuktikan kita mampu bertahan dan berubah dengan baik. Momentum peringatan 30 tahun yang disebut juga dengan Lustrum VI ini harus dijadikan FISIP UNAND untuk memulai transformasi memasuki peradaban baru, mega shifting, peradaban digital, smart society 5.0 dan globalisasi 2.0,” pungkas Pak Nanuk. (ms/ald)