Pulaupunjung, Mimbar — Saat itu Bupati Sutan Riska meninggalkan aturan protokoler. Sebab tanpa dijadwalkan, politisi PDI-P itu melaksanakan blusukan ke Nagari Tiumang, Kecamatan Tiumang Sabtu (3/8/19). Itu dilakukan orang nomor wahid di Kabupaten berjuluk Ranah Cati Nan Tigo, hanya lantaran ingin mengunjungi salah satu warganya yang menderita sakit lumpuh sudah bertahun tahun.
Ditemani ajudan dan sopir, bapak dua putra itu sekitar pukul 11.00 WIB tiba di rumah Mbah Reso Sudaryo, di Sungai Kalang 1, Jorong Rejosari, Nagari Tiumang, Kecamatan Tiumang. Tentu saja si tuan rumah merasa kaget. Sambil menerka nerka, Mbah Reso menebak yang mengunjungi dirinya adalah orang kaya dan dermawan. Mbah Reso baru tahu dia dikunjungi Bupati Dharmasraya setelah ajudan memperkenalkannya. Maklum, Mbah Reso sejak menderita lumpuh tidak bisa kemana mana , sampai wajah bupati sendiri tidak hafal.
“Woo alah, pak bupati to. Mari masuk pak,” kata mbah Reso yang sudah berusia sekitar 90 tahun itu. Sejurus kemudian bupati Sutan Riska masuk dan duduk di lantai bersimpuh bersama mbah Reso. “Mbah Reso sakit apa dan sudah berapa lama,” sapa Sutan Riska membuka pembicaraan. Mbah Reso kemudian menjelaskan, bahwa dirinya sudah bertahun tahun lumpuh. Belum bisa berobat lantaran belum punya uang yang cukup untuk berobat. Malah Katanya, dia tidak tahu bagaimana caranya bisa dapat bantuan untuk berobat.
Lalu raja muda dari Koto Besar itu mengatakan bahwa Mah Reso bisa saja dapat bantuan. Malah menurut pejabat yang pernah dianugerahi Obsasion Award tahun 2019 itu, pihaknya kini sedang menyalurkan berbagai bantuan untuk 3000 Lansia. “Syaratnya Mbah Reso harus punya KTP,” ujar Sutan Riska. “Mbah ndak punya KTP pak Bupati. Mbah ndak bisa jalan, jadi ndak bisa mengurus KTP,” jawab si mbah.
Tentu saja jawaban Mah Reso membuat Bupati termuda Indonesia itu tersekat kerongkongannya. Dalam bathinnya dia menangis, sebab justeru orang yang sudah sepuh dan tidak berdaya ini yang perlu dibantu. Tapi apalah daya, KTP tidak ada. Padahal, dia kerap wanti wanti kepada para petugas pelayanan KTP keliling, agar dapat memberikan layanan dokumen kependudukan kepada mereka yang secara fisik tidak bisa kemana-mana ini.
Tanpa pikir panjang, Bupati segera minta disambungkan telepon selulernya dengan petugas pelayanan kependudukan keliling. Sejurus kemudian keluar perintah dari bupati muda, agar secepatnya mendatangi rumah Mbah Reso untuk memberikan layanan KTP. “Cepat ya, biar si mbah ini bisa dapat bantuan untuk berobat,” kata Bupati melaluu Ponsel pribadinya.
Setelah bercakap cakap cukup lama dengan keluarga mbah Reso, Bupati Sutan Riska mohon diri. Dia akan melanjutkan perjalanan untuk menelurusi rakyatnya yang kini menghadapi problematika kehidupan. “Ini mbah terima ya. Tidak banyak, yang penting hari ini kta bisa makan dan nanti bisa berobat. Pokoknya mbah Reso harus bisa berobat dan semoga Allah memberi kesembuhan. Kita cuma ihtiar,” ujar Sutan Riska sambil menyerahkan amplop kepada mbau Reso. Dan setelah itu bupati mohon pamit. (ms/rls/ald)