Dharmasraya Akan Daftarkan Festival Pamalayu dan Sungai Batanghari Sebagai Warisan Dunia ke Unesco

Bupati Sutan Riska bersama Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Fakhrizal. foto.dok

 

Dharmasraya, Mimbar — Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menabuh genderang perjuangan untuk membawa Festival Pamalayu dan Sungai Batanghari ke organisasi PBB yang bergerak dalam bidang kebudayaan, Unesco. Organisasi itu diharapkan dapat mencatat Festival Pamalayu dan Sungai Batanghari sebagai salah satu warisan dunia yang harus dilndungi dan diberdayakan oleh masyarakat dunia.

Genderang diplomasi itu ditabuh dalam acara apel gabungan bulan Oktober yang digelar Pemkab Dharmasraya di halaman kantor bupati setempat pada Senin (7/10/19). Pada kesempatan itu, Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan menegaskan, pihaknya akan mendaftarkan Festival Pamalayu dan Sungai Batanghari agar dicatat sebagai warisan dunia oleh Unesco. Dengan begitu, dunia ikut bertanggubgjawab dalam pemberdayaan Batanghari dan juga pelestarian budaya yang berkembang di Kabupaten bekas kerajaan Malayu Kuno, Dharmasraya.

Sungai Batanghari akan didaftarkan ke Unesco sebagai pusat jalur rempah Sumatera yang keberadaannya harus dilindungi sebagai sebuah budaya kemaritiman dunia. Kemudian Festival Pamalayu yang dipusatkan di Kabupaten Dharmasraya juga akan didaftarken ke badan PBB sebagai warisan kepurbakalaan masa silam dari Kerajaan Malayu Kuno yang sangat kesohor dan berjaya di abad ke 8-12 masehi.

“Saya akan bawa Festival Pamalayu dan Sungai Batanghari ke Unesco,” kata Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Dia berharap, dengan diakuinya dua warisan Dharmasraya oleh badan dunia PBB bisa menambah upaya mengembangkan Kabupaten Dharmasrsya sebagai salah satu destinasi wisata dunia di Sumatera, khususnya Sumatera Barat. Sebuah upaya besar dan cerdas yang dilakukan bupati termuda dalam membawa Dharmasraya ke tingkat dunia. (ms/rls/ald)