Dirayu Koalisi Poros Baru, Maukah PPP Tinggalkan PKS di Pilgub Sumbar?

Padang, Mimbar — Politik itu dinamua. Sama halnya dengan pergerakan partai politik di Sumatera Barat pasca terbentuknya Poros Baru di Hotel Mercure dua hari lalu. Koalisi empat parpol di Sumbar ini telah memberi warna baru, khususnya dalam dinamika pemilihan gubernur Sumbar, Desember 2020 memdatang.

Adalah Ketua DPD Golkar Sumatera Barat, Ketua DPW Nasdem, Ketua DPW PKB dan Ketua Fraksi PDIP telah membuat harapan baru para pendukung cagub yang belum mendapatkan tiket.

Langkah ini juga diyakini akan meningkatkan partisipasi pemilih, baik pendukung Fakhrizal, Faldo Maldini, Fauzi Bahar ataupun Gusmal.

Masih dalam upaya memperkuat koalisi, Wakil Ketua DPW PKB Sumbar Sabam Hadrianto mengajak PPP bersama sama bergabung dengan Koalisi Poros Baru. Rayuan PKB ini, tentunya akan sepaket nantinya dengan pencalonan di Pilgub Sumbar.

Pertanyaan besar, akankah PPP bersedia bergabung ke koalisi partai yang secara nasional telah menjadi koalisinya? Sementara saat ini sudah santer di media, PPP akan berdampingan dengan PKS di Pilgub Sumbar? Sejauh ini belum diperoleh konfirmasi dari petinggi PPP Sumbar.

Karena politik itu selalu dinamis, maka sebelum tanda tangan di KPU, partai politik bisa saja mengubah SK dan paslon bisa berganti pasangan kalau dinilai hasil survey pasangan malah tambah turbulensi lebih tinggi saat perorangan dari pada saat berpasangan

Sabam juga melihat menjelang 04 September ini pasangan yg sudah mendeklarasikan diri bisa saja bongkar pasang, dengan munculnya poros baru. Masih ada kapal ke rumah bagonjong tentu juga poros ini lebih mudah membaca peta politik lawan pasangan yg sudah ketahuan berpasangan dengan siapa

Pilkada juga harus terukur, apalagi bagi calon yang incumbent harus berhenti dari DPR RI atau dari Institusi. Sementara Kepala Daerah di Kota yang maju di pilgub hanya cuti

Sementara itu Yosmeri dari Y Politica menyampaikan bahwa poros baru menjadi harapan para calon yang ketinggalan kereta. Selama ini pilgub Sumatera Barat selalu dimenangi oleh paslon Last Minute yang mendaftar di KPU.

“Mudah Mudahan Dewi Fortuna akan tetap seperti itu bagi paslon yang mendaftar di koalisi baru,” harap Yosmeri yang pernah  menjadi konsultan politik di sejumlah parpol.

Bagi paslon yang mendaftar akan menanda tangani fakta integritas bahwa siapapun yang mendaftar di koalisi poros baru adalah keluarga besar. “Siapapun yang akan mendapat tiket harus kita menangkan bersama sama, karena parpol parpol koalisi ini seperti parpol tak dianggap oleh calon yangg telah mendeklarasikan pasangannya,” ungkap Yosmeri.

Bagi Yosmeri, ini adalah pembuktian. Koalisi Poros Baru harus kerja keras untuk memenangkan pilkada Desember mendatang. (ms/rls/ald)