Dt. M. Sayuti : Donny Moenek Mampu Memfungsikan Tungku Tigo Sajarangan dan Tali Tigo Sapilin

Sesjen DPD RI Donny Moenek bersama Ketua LKAAM Sumbar Datuk M. Sayuti. foto.dok

“Uang Sumbar sedikit, kita perlu gubernur yang pintar cari uang buat bangun Sumbar. Lima tahun ke depan, kita tidak perlu gubernur yang hanya bersih-bersih pantai, menyapu trotoar, angkat-angkat sampah. Tugas serupa itu berikan sajalah pada petugas kebersihan. Ngapain pula Kepala Daerah kerja macam itu.” ungkap Datuk Sayuti. 

Padang, Mimbar — Saat berkunjung ke Kantor Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar di Komplek Masjid Raya, Sekretaris Jenderal (Sesjen) DPD RI Reydonnyzar Moenek mendapat petuah dari Ketua LKAAM Sumbar, Drs. M Sayuti Dt Rajo Panghulu, M.Pd.

Kepada Donny Moenek, Dt. M. Sayuti membeberkan 10 Kriteria Gubernur Sumbar mendatang. Donny yang datang untuk melakukan kunjungan kerjanya menyimak serius penyampaian Datuk Sayuti soal kriteria pemimpin di bumi ranah minang ini.

“Kami baru-baru ini melakukan diskusi, para Datuak Sumatera Barat. Hasilnya adalah 10 Kriteria Gubernur Sumbar 2020,” ungkap Datuk Sayuti.

Adapun kesepuluh kriteria yang dimaksud Sayuti adalah :
1. Kenal dan mengenal kultur Sumbar dan Minangkabau
2. Berpengalaman di Pemerintahan
3. Ahli melobi pemerintah pusat dalam mencari dana
4. Mampu mengayomi semua unsur dan semua lapisan masyarakat
5. Mampu memperkuat tungku tigo sajarangan tali tigo sapilin,
6. Tidak mengkotak2 masyarakat, dengan kelompok-kelompok dan partai-partai,
7. Paham pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
8. Tegas, cepat, dan tepat mengambil keputusan walaupun beresiko,
9. Mendukung perjuangan daerah Otonomi Minangkabau (Daerah Istimewa Minangkabau),
10. Mampu memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik lagi.

Selanjutnya mantan Anggota DPRD Sumbar 2004-2009 dari Partai Golkar ini memberikan testimoni, “Pak Donny ini tahu di mana lubang-lubang pitih. Dia mampu memfungsikan Tungku tigo sajarangan tali tigo sapilin. Saya ingat, Pak Donny meminta kami, Ninik mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang duduk di depan saat acara rapat Pemprov. Kami disejajarkan dengan Forkompimda, karena di Sumbar memang serupa itulah hendaknya. Orang banyak tak mengerti ini. Tapi Pak Donny sangat paham dia. Pemimpin harus pandai membaca yang Tasurek, Tasirek, Tasuruak, dan Taserak seperti Pak Donny ini,” papar Datuk Sayuti.

Dilanjutkan, kalau tak ada penghubung dengan pusat, apa Sumbar akan diperhatikan lima tahun ke depan?Datuk Sayuti juga mengkaitkan kekalahan telak Jokowi di Sumbar pada Pemilu 2019.

“Kita tidak mencari gubernur cebong atau kampret lagi, kita perlu mencari gubernur yang bisa diterima dan dekat dengan semua pihak,” tegasnya.

“Uang Sumbar sedikit, kita perlu gubernur yang pintar cari uang buat bangun Sumbar. Lima tahun ke depan, kita tidak perlu gubernur yang hanya bersih-bersih pantai, menyapu trotoar, angkat-angkat sampah. Tugas serupa itu berikan sajalah pada petugas kebersihan. Ngapain pula Kepala Daerah kerja macam itu.” ungkap Datuk Sayuti bersemangat.

Kemudian pria kelahiran Sijunjung 17 September 1959 ini mengungkapkan, “Honor kami cuma 6 bulan saja waktu itu, selesai Pak Donny jadi Pj Gubernur honor pun dihentikan. Alasannya tak ada dalam nomenklatur. Yang jadi pertanyaan, mengapa Pak Donny bisa? Sekarang, ada 64 kasus tanah ulayat malah tak ada penyelesaiannya.”

Datuk Sayuti mengaku salut atas respon cepat Donny Moenek semasa menjadi Pj Gubernur Sumbar, “Kami datang tengah malam ke rumah dinas gubernur. Mengadukan Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau yang akan dihilangkan dalam kurikulum sekolah, tak terbayang kami kalau hal itu terjadi bakal ada ratusan guru BAM yang menganggur. Yang lebih parah, tentu generasi muda Sumbar, bakal minim ilmu dan adat Minangkabau. Respon Pak Donny luar biasa, malam itu dia telpon Menteri Pendidikan, memanggil Kepala Dinas Pendikan, jam dua malam sudah ditandatanganinya surat untuk dikirim pada Menteri Pendidikan.”

Menurut Datuk Sayuti, Donny pulalah yang melakukan percepatan pengerjaan jalan menuju kawasan wisata Mandeh di Pesisir Selatan. Sehingga ketika peresmian oleh Presiden Jokowi jalan telah rampung dan bagus.

Donny Moenek yang juga merupakan pakar kebijakan fiskal ini mengucapkan rasa terimakasih atas sambutan Ketua LKAAM Sumbar, M Sayuti Dt Rajo Panghulu, “Senang bertemu Pak Datuk lagi, lapeh taragak ambo…” ujarnya.

“Mudah-mudahan kenangan itu bisa kita ulang kembali ya Pak Donny.” Kata Datuk Sayuti sembari menyerahkan oleh-oleh sepaket buku karyanya.

“Asyiiiaaap Pak Datuk. Insya Allah, Subhanallah. Terimakasih Pak Datuak.” Ujar mantan Kapuspen Menteri Dalam Negeri ini sembari tertawa. (ms/ald)