JAKARTA, mimbarsumbar.id — Imbas dari anjloknya harga tomat di pasaran, Bupati Solok, Epyardi Asda, mengambil langkah cepat dengan mendatangi Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Salah satu tujuannya untuk mencarikan solusi agar hasil panen petani dapat dipasarkan dengan harga yang stabil.
Langkah cepat ini dilakukan Epyardi untuk menjawab keresahan petani di Kabupaten Solok. Pasalnya harga tomat di pasaran sempat anjlok dari kisaran Rp4.000 perkilogram menjadi Rp500 perkilogram.
Di Kemenperin tersebut, Epyardi mengadukan keresahan masyarakatnya itu kepada Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi.
“Saat ini hasil produksi petani di Solok sudah sangat bagus. Namun, harga pasar yang terkadang tidak stabil, bisa merugikan petani kami. Karena itu, saya meminta Kemenperin agar bisa memfasilitasi pemasaran hasil produksi panen kami,” kata Epyardi, Senin (1/7/2024).
Menurut Epyardi, beberapa hal yang ia minta kepada pemerintah pusat ialah menyediakan pasar untuk menampung hasil panen dengan harga yang menguntungkan petani.
“Kita inginnya, tomat-tomat petani di Solok itu bisa dibawa masuk ke supermarket-supermarket di Jakarta. Di sana harga buah dan sayuran relatif tinggi. Jadi kita berharap pihak kementerian bisa memfasilitasi,” kata dia.
Di samping itu, Epyardi juga berharap agar Kemenperin bisa memberikan bantuan untuk pembuatan pabrik pengolahan saus tomat. Dengan begitu, semua hasil produksi petani tomat di daerahnya bisa terjual dengan harga yang stabil.
“Jika nanti ada pabrik saus, maka semua tomat petani bisa terserap, sehingga tidak akan ada lagi fluktuasi harga karena hasil panen yang membanjir di pasaran,” pungkasnya.
Karena itu, petani tomat diharapkan tenang dengan solusi yang tengah dicarikan oleh Epyardi tersebut. Sebagai pemimpin, Epyardi tidak meninggalkan masyarakat, khususnya petani tomat, yang sedang mengalami masalah. (ms/*/ald)