Parit Malintang, Mimbar — Asisten II (Asisten Pembangunan) Sekretariat Daerah Kabupaten Padang Pariaman Hj. Nety Warni, SE menyambut kedatangan rombongan civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas sekaligus memimpin diskusi peningkatan SDM dan kemajuan daerah Kab. Padang Pariaman dalam bidang pariwisata, kebudayaan, sejarah, bahasa dan sastra di ruang Rapat Setdakab Padang Pariaman, Selasa (02/07).
Turut mendampingi Asisten II, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Padang Pariaman Drs. Rahmang, MM, Kabid Kebudayaan Syasirwan, Ketua dan Sekretaris LKAAM Kab. Padang Pariaman, Pengurus MKKS SMP dan SD Kab. Padang Pariaman, beberapa Kepala Sekolah SD dan SMP Kab. Padang Pariaman, Wali Nagari Parit Malintang H. Syamsuardi dan Wali Nagari Batu Kalang H. Jamarusti. Sementara, FIB Unand dihadiri Dekan Dr. Hasanudin, M.Si dan Dr. Sawirman.
Dalan sambutannya Asisten II mengaku senang atas kedatangan Dekan FIB Unand beserta beberapa doktor di bidang budaya ke Padang Pariaman. Nett berharap dengan kedatangan FIB Unand dapat mencerahkan dan berpartisipasi membantu Pemkab Padang Pariaman membangun pariwisata, budaya dan sastra di bumi Saiyo Sakato.
“Peningkatan SDM dalam bidang kebudayaan, pariwisata, sejarah, bahasa dan sastra akan menambah pemahaman dan pengetahuan kita terhadap pengembangan budaya, pariwisata dan sejarah, dan kita perlu menggali kembali budaya dan mengajarkan kepada generasi penerus,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjutnya kedatangan dekan beserta rombongan, sesuai dengan maksud dan tujuannya, tentu hal ini akan mendukung upaya pembangunan di segala bidang khususnya kebudayaan, pariwisata, sejarah, bahasa dan sastra di Padang Pariaman.
Senada dengan itu dalam diskusinya Dekan FIB Unand menyampaikan bahwa persoalan adat dan budaya harus diajarkan kepada generasi penerus semenjak mereka kecil.
“Pengembangan adat, sastra, budaya dan sejarah serta pariwisata hendaknya harus ditingkatkan terutama untuk budaya dan pariwisata, karena sektor ini merupakan andalan pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman yang harus ditingkatkan,” kata putra asli Kayu Tanam itu.
Hasanudin menambahkan bahwa sektor budaya dahulunya sudah dikembangkan semenjak 30 tahun yang lalu namun tidak berlangsung dengan baik dikarenakan budaya tidak ditangani dengan benar dan kebijakan tidak berdasarkan aspek budaya.
“Kedatangan kami, selain tanggung jawab kami sebagai akademisi di bidang kebudayaan, juga panggilan nurani sebagai putra Padang Pariaman, apalagi banyak anggota rombongan kami berasal dari Padang Pariaman dan sumando Piaman, untuk membantu Pemkab Padang Pariaman mengembangkan dan memajukan kesemua sektor itu,” hemat Hasanuddin. (ms/rls/ang)