Fokus Sejahterakan Petani, Fraksi Demokrat DPRD Sumbar Desak Pembenahan Irigasi Anai Satu

Anggota Fraksi Demokrat DPRD Sumbar HM Nurnas saat reses ke Dapilnya di Sumbar IV, Kota Pariaman dan kabupaten Padang Pariaman. foto.dok
Anggota Fraksi Demokrat DPRD Sumbar HM Nurnas saat reses ke Dapilnya di Sumbar II, Kota Pariaman dan kabupaten Padang Pariaman, Jumat (13/8/2021). foto.dok

Padang, Mimbar — Mengisi masa reses III tahun 2021, Anggota DPRD Sumbar Daerah Pemilihan Sumbar 2 (Padang Pariaman – Pariaman) HM Nurnas, total melakukan penggalian aspirasi masyarakat petani di tiga kecamatan yaitu Batang Anai, Lubuk Alung dan VII Koto.

Perjuangan menjemput aspirasi yang dilakukan HM Nurnas ini selaras dengan kebijakan Partai Demokrat yaitu membantu peningkatan kesejahteran petani sekaligus sinergi dengan visi Pemerintah Provinsi Sumbar dimana 10 persen APBD untuk sektor pertanian.

“Terbukti di pokok-pokok pikiran saya 2021 ada Rp 4,8 miliar lebih untuk sektor pertanian terutama soal alat pertanian,” ujar HM Nurnas, Jumat (13/8/2021).

HM Nurnas kembali berburu aspirasi tentang apa yang harus dibantu masyarakat untuk sektor pertanian yang termasuk program unggulan utama Mahyeldi-Audy.

“Sampai hari ini, selain masyarakat butuh alat pertanian juga ada keluhan masyarakat di Pungguang Kasiak soal hama wereng dan di Batang Anai disamping hama wereng juga masalah air, ” ujar HM Nurnas.

Masyarakat tani yang ditemui HM Nurnas mengakui kalau soal Pokir yang menjadi program OPD terkait yang telah disalurkan di tahun 2021 sangat bermanfaat sekali bagi mereka.

“Bantuan soal alat mekanisasi pertanian, Pak Nurnas sudah total membantu kami, tapi kini masalah yang sudah lama adalah soal air,” ujar Ketua GP3A Syofyan.

Pasalnya kata HM Nurnas, terkait irigasi Anai I, pada 2014 sudah diusulkan perbaikan total irigasi Anai I tersebut.

“Karena banyak pintu air pembagi tidak berfungsi baik rusak maupun hancur, Allhamdulillah 2015 melalui Balai Sungai sudah dikucurkan rehab Irigasi Anai I Rp 22 M,” ujar Nurnas.

Irigasi Anai I mengaliri air untuk Sawah hingga Taluak Mundam daerah Bandara BIM, Kasang, Sungai Buluh dan sekitarnya. Tapi kata HM Nurnas meski sudah dianggarkan Rp 22 M, faktanya informasi yang diperoleh dari Ketua GP3A Syofyan, ternyata debit air sangat kecil karena di daerah hulunya di sekitar Lubuk Alung terjadi pengempangan aliran air oleh penambak ikan di sana dengan batang kelapa dan pintu air ada pula yang di las.

“Padahal fungsi air itu untuk aliran sawah, tapi karena dihempang air terbuang ke kolam dan tidak dibalikan ke aliran sekunder,” ujar HM Nurnas.

Menurut Nurnas sesuai ketentuan, Balai Sungai dan PSDA harusnya mengambil tindakan untuk menjelaskan ke petambak ikan untuk tidak terganggu masyarakat petani sawah.

Masalahnya di hulu aliran irigasi Anai I yang berakibat kondisi kekinian air sampai ke hilir jauh berkurang akibatnya sawah petani krisis air.

“Selain itu, Balai Sungai dan PSDA juga harus turun melihat untuk memperbaiki pintu air yang rusak bahkan ada yang dijebol untuk aliran petambak. Pemprov harus segera usulkan anggaran untuk perbaiki. Kalau tidak dari 171 kelompok tani di Batang Anai, separonya akan nestapa karena sawahnya kering yang akibatnya tidak bisa turun ke sawah. Jika tetap bertanam menunggu hujan tentu panen tidak maksimal, bahkan ada kelompok tani beralih tanam jagung, ” ujar HM Nurnas. (ms/rko))