PADANGPARIAMAN, MIMBAR – Ketua lKomisi IV DPRD Sumbar HM Nurnas yang juga wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Pariaman dan Padang Pariaman menyentil target padi tiga juta ton dicanangkan Pemprov Sumbar.
“Target Pemprov Sumbar itu tiga juta ton setahun panen padi, tapi perhatian kepada petani dan daerah lumbung padi saya nilai masih belum serius dan belum maksimal,”ujar HM Nurnas saat menghadiri panen raya dalam rangka percepatan diseminasi dan penerapan Inovasi Teknologi Budidaya Padi Sawah dengan “Teknologi Jejar Legowo Plus” dengan daerah project percontohan di Korong Pilubang Nagari Ketaping Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (28/12).
Nagari Ketaping dijadikan Nagari Berbasis Inovasi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar (BPTP), pada tahun 2016 diterapkan percontohan penanaman Jagung. Lalu 2017 BPTP menerapkan sistem tanam padi dengan Teknologi Jejar Legowo Plus di Korong Pilubang
Sebagai tempat percontohan,” Kelompok Tani Harapan Jaya” di korong itu hasil panen per tahun sebelumnya untuk satu hektar berkisar 5,5 ton.
“Tapi lewat teknologi Jajar legowo plus per hektar, Allhamdulillah terjadi kenaikan yang sangat berarti, satu hektar menghasilkan 6,67 ton atau naik 30.3 %,” ujar Nurnas yang berbaur langsung dengan kelompok tani itu Kamis pagi sampai sore kemarin.
Data luas areal di Kecamatan Batang Anai mecapai luas 2600 hektar, dari jumlah tersebut, terbesar berada di Nagari Ketaping yakni seluas 1.775 hektar dengan jumlah kelompok tani 37 kelompok dan 26 Kelompok Wanita Tani.
Saat kegiatan Temu Lapangan, Kamis pagi kemarin, juga dilaksnaakan panen dihadiri Kepala BPTP diwakili Ismon Lenin dan Penanggung jawab kegiatan Rifda Roswita, juga hadir dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten Padang Pariaman, Camat dan Danramil diwakili Babinsa, Wali Nagari Ketaping, Wali korong serta seluruh Kelompok Tani di Nagari Ketaping serta tokoh masyarakat Ninik Mamak.
HM Nurnas selaku anak nagari Ketaping mengatakan, daerah Padang Pariaman memiliki cakupan sawah yang luas tentu ini harus menjadi perhatian Pemprov terutama untuk Irigasi sawah.
“Sejak selesai irigasi Anai I (thn 1995) dulu boleh dikata sudah banyak Irigasi Sekunder dan Tersier yang rusak, kalau Pemprov Sumbar serius dengan target padi 3 juta ton tadi, kata Nurnas, semua irigasi Sekunder Tersier harus segera diperbaiki termasuk Bandar Sawah Petani.
“Kalau tidak maka target padi tiga ton per tahun itu tinggal di atas kertas saja,”ujar Nurnas.
Menurut HM Nurnas, politisi senior Partai Demokrat Sumbar ini, luas cakupan sawah sekitar 233 ribu hektar, pantauannya irigasi secara Sumbar, kondisinya 60 persen rusak.
“Jadi sangat perlu perbaikan terutama di daerah Padang Pariaman khusus nya Nagari Ketaping ini,”ujarnya.
Masak menjadi project percontohan dilaksanakan di sawah tadah hujan, itu berhasil karena bisa menghasilkan 6,67 ton padi yang sebelumnya cuman 5,5 ton per hektar.
“Tapi jika Irigasi bagus, Insha Allah hasil panen lebih bagus lagi dan target Pemprov tadi banyak terbantu oleh hasil padi dari Padang Pariaman ini,”ujar Nurnas.
Contohnya kata Nurnas, saat masyarakat masih memakai benih IR 42, harapan BPTP kedepan mempergunakan Benih dengan nama Variatas Batang Piaman atau Inapari 21 Batipuh, varian ini adalah hasil dari BPTP Sumbar yang unggul.
Selain itu soal.pemberian benih unggulan ini adalah keinginan dari Bupati Padang Pariaman waktu itu almarhum Muslim Kasim, Nurnas mengajak benih dengan nama nagari adalah kebanggaan masyarakat Padang Pariaman.
“Mari kito mulai kedepan pergunakan benih namo nagari awak iko “Benih Batang Piaman” nan alah tercatat secara Nasional untuk Sumbar, (mari gunakan benih dengan nama nagari kita yang sudah tercatat secara nasional)”. karena secara Nasionsl IR 42 sudah tidak dianjurkan lagi, semoga hasil panen lebih baik berlimpah lagi dan selain itu perlu upgrading untuk peningkatan sumber daya PPL karena penyuluh lapangan berperan penting ubtuk mendongkrak hasil panen demi pencaapaian, padi 3 juta ton target Pemprov Sumbar,” ujarnya. (rls/ald)