PADANG, Mimbar — Tolok ukur keberhasilan pertumbuhan energi adalah sejauh mana dampak ekonominya bagi masyarakat dan daerah.
“Keyword dari keberhasilan energi listrik, berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kalau tidak, berarti kita gagal dalam memanfaatkan energi listrik tadi, yang seharusnya bisa untuk menyejahterakan masyarakat,” jelas DR. Insannul Kamil, Dekan Fakultas Teknik Unand, saat acara diskusi publik dengan tema “Sumbar dan Energi Baru Terbarukan”, yang diadakan oleh Ikatan Wartawan Online (IWO Sumbar) bekerja sama dengan Komunitas Pemerhati Sumbar (Kapas), Rabu (9/10) di Cafe Kupi Batigo, Jl. KH Ahmad Dahlan – Padang.
Di sisi lain, Ketua Masyarakat Kelistrikan Sumbar itu mempertanyakan dampak ekonomi yang dihasilkan oleh adanya Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) berbahan bakar bambu di Mentawai. “Kalau hanya 700 kW dengan 1200 rumah yang dialiri, itu mah belum apa-apa,” provokasi Insannul kepada Naslindo Sirait, Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang ikut menjadi narasumber.
Meski begitu ungkap Nanuk, sapaan akrab tamatan S2 dari Toyohashi University Tech Jepang ini, dengan telah diresmikannya PLTBm berbahan baku bambu di 3 desa di Pulau Siberut, merupakan suatu lompatan besar Mentawai, di saat tren dunia mengalihkan pandangan kepada EBT, dimana energi fosil, minyak dan batubara mulai habis.
“Dengan adanya pihak luar yang membantu pembangunan PLTBm di Mentawai berbahan baku bambu, yang mereka lihat bukan hanya soal listrik saja. Ada di sana soal partisipasi masyarakat yang menyangkut kearifan lokal, kemudian issu green energy dan pariwisata,” terangnya.
Nanuk juga melihat adanya alternatif lain di Mentawai sebagai sumber energi, seperti energi gelombang laut dan angin (bayu). Tetapi disambut Naslindo, terdapat juga kendala ketika ombak dan angin di Mentawai adakalanya kencang, tetapi adapula tenang, dimana laut seperti danau dan angin semilir saja.
Diingatkan Ketua Umum DPP PPKJPK (Perkumpulan Pemangku Kepentingan Jasa Penunjang Ketenagalistrikan) itu bahwa konsumsi listrik per kapita kita masih kalah jauh dengan negara tetangga Malaysia. “Untuk itu seluruh stakeholder harus duduk bersama agar persoalan energi ini bisa selesai,” ujar doktor lulusan Universiti Teknologi Malaysia itu.
Turut menjadi narasumber lainnya, GM PT PLN (Persero) Unit Wilayah Sumbar Bambang Dwiyanto, Wakil Ketua Kadin Bidang Energi Kelistrikan M. Jonedi, dan Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai Naslindo Sirait, dan dihadiri puluhan wartawan dan mahasiswa yang antusias dengan diskusi tersebut. (ms/isk/ald)