Kementerian PUPR Siap Bangun RTLH di Borobudur jadi Homestay

Seorang turis mancanegara sedang berfoto di Candi Borobudur. Untuk mendukung kualitas layanan pariwisata, khususnya penyediaan akomodasi bagi wisatawan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap membangun rumah tidak layak huni (RTLH) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur menjadi homestay melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

MAGELANG (MIMBAR)– Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap membangun rumah tidak layak huni (RTLH) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur menjadi homestay melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Adanya pembangunan homestay tersebut diharapkan dapat mendukung kualitas layanan pariwisata, khususnya penyediaan akomodasi bagi wisatawan guna meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Salah satu bentuk dukungan pemerintah di KSPN Borobudur yakni pengembangan RTLH menjadi homestay swadaya,” ujar Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Jhony Fajar Sofyan Subrata dalam Rapat Konsultasi Publik Pengembangan Homestay di KSPN Borobudur, yang diselenggarakan di Magelang, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Lebih jauh Jhony menjelaskan, tujuan pengembangan perumahan swadaya sarana pendukung KSPN Borobudur adalah untuk mendukung upaya peningkatan kualitas layanan pariwisata, khususnya dalam penyediaan akomodasi atau penginapan oleh masyarakat setempat bagi wisatawan di destinasi pariwisata super prioritas.

“Pembangunan RTLH menjadi homestay ini dapat memberikan dampak ekonomi langsung ke masyarakat di sekitar objek wisata Borobudur,” terangnya.

Diterangkan Jhony, ada tiga hal yang melatarbelakangi pembangunan homestay yang akan dibangun oleh Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR. Pertama, meningkatkan perekonomian, dimana homestay tersebut merupakan akomodasi yang akan dikelola langsung oleh masyarakat lokal. Dengan demikian keberadaan homestay itu diharapkan bisa menambah pendapatan masyarakat lokal.

Kedua, adanya diversifikasi produk. Homestay tersebut menawarkan akomodasi alternatif, yang tidak hanya memberikan tempat menginap, namun juga memberikan lebih banyak pengalaman warga lokal dalam berwisata. Dan yang ketiga untuk meningkatkan pilihan berwisata, karena homestay juga dapat menawarkan atraksi, sehingga semakin menambah pilihan atraksi berwisata di suatu destinasi pariwisata.

“KSPN Borobudur merupakan salah satu dari super prioritas yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo,y yang ditargetkan akan dibangun pada tahun 2020 mendatang. Selain Borobudur, tempat pariwisata super prioritas lainnya adalah Danau Toba, Lombok, Labuan Bajo, serta Manado-Likupang yang akan mendapatkan dukungan infrastruktur dari Kementerian PUPR,” tuturnya.

Selain pembangunan homestay di KSPN Borobudur, imbuh Jhony,  melalui program BSPS, Kementerian PUPR juga akan memberikan dukungan infrastruktur lainnya, seperti pembangunan prasarana pengendali banjir Kawasan Strategis New Yogyakarta International Airport (NYIA), rekonstruksi Jalan Keprekan – Borobudur, pengembangan jaringan perpipaan SPAM dengan potensi outcome sebesar 3.500 sambungan rumah.

Jhony juga menambahkan, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi bagi penerima bantuan homestay dari Kementerian PUPR. Kriteria penerima bantuan homestay swadaya itu adalah Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki tanah dengan alas hak sah yang berada dalam delineasi lokasi, yakni penerima bantuan yang menumpang pada tanah milik keluarga besar juga dapat mengusulkan sepanjang mendapat persetujuan, berkomitmen dalam mendukung pelayanan pariwisata yang tergabung dalam organisasi bidang kepariwisataan, dan atau sudah mendapatkan pembinaan dan pendidikan bidang kepariwisataan, serta bersedia berswadaya untuk menambah kekurangan biaya pembangunan rekomendasi dari pejabat berwenang.

Selain itu, ada juga beberapa prinsip utama dalam pembangunan homestay, yaitu rumah tinggal warga asli yang sebagian kamar disewakan, serta bisa berintaksi langsung dengan penghuninya.

Selain itu, homestay juga dapat memberikan pendapatan tambahan bagi pemilik, sementara wisatawan juga dapat mempelajari budaya dan kehidupan masyarakat sehari hari. Pembangunan homestay juga dapat dilakukan dalam bentuk bantuan pengembangan hunian penduduk yang sudah ada, dan memenuhi kriteria untuk ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya menjadi lebih layak dan memenuhi standar internasional.

“Kami juga akan terus mendorong program homestay swadaya guna mendukung pariwisata Indonesia. Nantinya homestay yang dibangun akan dilengkapi dengan toilet, sanitasi, air minum, desain selaras dengan nilai sosial budaya dan arsitektur lokal, restoran, toko souvenir, dan industri lainnya,” pungkasnya. (ms/rls/del)