PADANG, mimbarsumbar.id — Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumbar, Alni l, SH, M.Kn, menegaskan bahwa ada 2 tahapan pemilu yang sangat banyak meruyaknya informasi Hoaks, yakni saat Tahapan Kampanye dan Tahapan Pungut dan Hitung.
“Pemberitaan tidak benar di tahapan itu tujuannya adalah untuk memanfaatkan hal negatif dan positif,” ujar Alni, dalam Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Jurnalis dalam Mengawal Pemilihan Umum 2024 dan Hoaks, Selasa (21/11/2023) di Kupi Batigo, Padang.
Media yang hadir di sosialisasi ini, Alni memastikan jurnalis yang sangat paham menangkal hoaks di dua tahapan tersebut.
“Hoaks adalah informasi bohong dan harus disikapi dengan seksama sehingga pelaksanaan tahapan pemilu tidak dirusak oleh informasi tidak benar itu,” ujar Alni pada sosialisasi yang juga menghadirkan narasumber, Jons Manedi (Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas dan SDM KPU Sumbar) dan Novrianto Ucok (Ketua FWP-SB).
Saat ini, lanjut Alni, banyak informasi hoaks sudah berseliweran di banyak lini massa.
“Satu yang pasti hoaks di pemilu pasti untuk mengatakan baik untuk seorang calon dan mendiskriditkan orang lain,”bujar Alni pada sosialisasi yang sebelumnya dibuka, Kepala Biro Adpim Setdaprov Sumbar, Mursalim.
Fenomena berita tidak benar tentang hoaks bisa dirasakan dan bisa saja ada yang menjadi pelaku, baik pelaku aktif maupun pasif.
Alni menegaskan tak ada satu lembaga negara yang punya kuasa untuk stop seluruh hoaks.
“Yang bisa meminimalisir hoaks adalah pikiran semua orang, pahami bahwa informasi hoaks adalah ketidakbenaran, sehingga itu menerima informasi tabayun dulu, chek and ricek dulu atau saring dulu sebelum sharing,” ujar Alni.
Bawaslu kata Alni selain cegah juga tindak hoaks.
“Selalu mengedepankan pencegahan dulu, kita melakukan kerjasama dengan media dan stakeholder seperti Kampung Pengawas Pemilu,” ujar Alni. (ms/*/ald)