
Padang, Mimbar — Meski tak lebih setahun menjadi Penjabat Gubernur Sumbar, Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat, Profesor Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung, ternyata punya kesan yang mendalam terhadap Reydonnyzar Moenek atau yang akrab disapa Donny Moenek.

Terkhusus soal kebijakan Donny Moenek yang menempatkan para tokoh adat, bundo kanduang dan alim ulama pada tempat terhormat dan selalu dimintai pendapat dan sarannya dalam memimpin Sumbar.
Apresiasi terhadap pola kepemimpinan Donny Moenek itu, kembali muncul dalam ingatan Bundu Kanduang, istri dari Budayawan, Novelis, dan Tokoh Teater, Alm Wisran Hadi ini saat menerima kunjungan kerja Sekjen DPD RI Donny Moenek ke kediamannya, Senin (15/7/2019). Kunjungan Donny Moenek itu dalam rangka menyerap aspirasi dan dinamika pembangunan daerah.
Pertemuan berlangsung hangat dan penuh rasa kekeluargaan, lantaran rupanya Donny Moenek ada hubungan tali darah dengan Bundo Raudha Thaib. “Saya masih ada kait mengait dengan Ananda Donny Moenek. Kami ada keturunan dari Istana Pagaruyung. Termasuk dengan Pak Faried Anfasa Muluk.” terang Bunda Kanduang Sumbar sembari menjelaskan silsilahnya.
Satu hal yang sangat melekat dalam pikiran Bundo Raudha adalah kenangan akan kebijakan Donny Moenek semasa menjabat Pj Gubernur Sumbar, “Kami selaku tokoh Minangkabau benar-benar merasa didudukkan pada tempatnya. Tidak pernah-pernah kami diajak berembuk oleh pempin Sumbar, hanya di zaman beliaulah kami kerap diundang untuk berpendapat,” ungkapnya.
Selain itu, Bundo Kanduang juga mengapresiasi sikap santun Donny Moenek serta selalu memberikan respon cepat terhadap berbagai permasalahan Sumbar walau saat itu Donny Moenek hanya menjabat PJ Gubernur Sumbar selama 7 bulan.
Pada kesempatan itu, Bundo Raudha Thaib memberikan nasehat pada Donny Moenek agar memahami kultur dan budaya Minang. “Pemimpin ditinggikan sarantiang, didahulukan selangkah. Orang Minang itu gadang, gadang se lah surang, kami indak ka mintak tolong. Kayo, kayo lah surang, kami indak ka mamintak. Cadiek, cadiek se lah surang, kami indak ka batanyo, bagak, bagaklah surang kami indak ka bacakak. Makin dijilat makin menjauh orang Minang itu. Ananda harus memahami ini untuk meraih hati masyarakat Minang,” pesan Bundo.
“Tagak kampuang, paga kampuang. Tagak suku paga suku. Tagak nagari paga nagari. Kalau urang awak di Amerika alah inyo paga pulo Amerika tu. Namun, kita bukan ekslusif, tidak pernah orang Minang merantau lalu membuat Kampung Minang. Mereka berbaur dan dapat diterima oleh penduduk aslinya.” lanjut Bundo Raudha Thaib yang juga dikenal sebagai Penyair.
“Saya ingat saat Ananda Donny presentasi tentang mencarikan solusi pembangunan Masjid Raya Sumbar, Pemred Singgalang Khairul Jasmi jalan ke depan, ambil mix, langsung bilang, ‘Ikonyo nan subananyo gubernur tu, kata Khairul Jasmi saat itu. Bertepuk orang banyak,” kenang Bundo Raudha.
Donny dengan serius menyimak petuah Bundo Kanduang layaknya anak mendengar nasihat ibunda.
“Terimakasih Bundo, alhamdulilah, banyak ilmu yang Donny dapatkan dari Bundo. Mohon doa dari Bundo, semoga Donny sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah.” kata mantan Kapuspen Mendagri sembari pamit. (ms/ald)