Luar Biasa Program FIELD Indonesia.. Ibu Fenti Tanpa Modal Tanam Padi dengan Mulsa Tanpa Olah Tanah

Ibu Fenti bersama PPL Sungai Pagu, Yoviandri di petak sawah miliknya. (foto/dok)

SOLOK SELATAN, mimbarsumbar.id — Berapa bahagianya Ibu Fenti, petani asal Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Jika petani lain mengeluarkan biaya besar untuk mengolah sawahnya hingga bercocok tanam, Ibu Fenti yang mengadopsi program Udara Bersih Indonesia (UBI) FIELD Indonesia Bersawah Biaya Murah, justru bisa tanpa biaya.

“Inilah yang membuat saya sangat terharu. Betapa tidak, di tengah ketiadaan modal, ternyata saya tetap bisa bertanam untuk penghasilan keluarganya,” kata Ibu Fenti saat dikunjungi tim Field Indonesia bersama sejumlah awak medi ke petani penggiat basawah pokok murah di Sungai Pagu Solok Selatan Selasa 31 Oktober 2023 lalu.

Dikoordinir oleh project officer Field Indonesia Sumatra Barat Suhatril Isra, enam jurnalis merancah sawah yang memakai pola tanam Mulsa Tanpa Olah Tanah.

“Mengaktualisasikan pola tanam padi dengan mulsa tanpa olah tanah, bagian program Udara Bersih Indonesia yang digagas Field Indonesia, satu cara menekan polusi udara itu adalah tidak membakar jerami,” ujar Suhatril Isra dalam perjalanan ke Sungai Pagu dari Padang.

Selama 3-4 jam perjalanan dari Padang tidak terasa, para jurnalis mengatakan apa Mulsa Tanpa Olah Tanah ini, lalu apa hebatnya Tidak membakar jerami terhadap tanah awah sendiri???

Akhirnya di hamparan sawah terjawab sudah Mulsa Tanpa Olah Tanah ternyata banyak untungnya dan hasilnya pun sedikit lebih unggul dari menanam sawah secara konvensional.

Seperti mulai membajak, menyemai, menanam, merawat dengan pupuk dan mengawasi serangan hama binatang dan banyak lagi, petani habis karena rutinitas itu, hasil pun tak seberapa dari modal yang dikeluarkan pak ibu tani.

Tapi dengan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah, uihh tanah sawah makin kokoh padi juga tahan hama, tidak perlu mesin bajak, tak perlu pestisida, panennya pun melimpah cuan nya bisa buat petani kaya.

Bahkan di Sungai Pagu dua piring hamparan sawah dikunjungi Tim Field Indonesia terbelalak. Ibu Fenti tamatan SMP yang mengelola dua Pring sawah itu, jujur Ibu Fenti mengaku tidak ada uang sepeser pun

“Sawah ini sampai sebulan sebelum panen, hanya modal tenaga saja, tak ada uang sepeserpun karena memang saya tidak punya uang,” ujar Ibu Fenti yang sekarang sendiri menghidupi keluarganya.

Bahkan ibu Fenti bikin PPL di daerah itu tidak percaya, padi ditanam ibu Fenti bisa begini.

“Awal saya ragu dan tidak percaya ibu Fenti tanpa modal menanam padi yang sekarang potensi panennya luar biasa,” ujar Yoviandri, PPL Sungai Pagu tamatan UNAND tahun 1989.

Tapi setelah memantau, PPL ini pun yakin Ibu Fenti menerapkan Mulsa Tanpa Olah Tanah tok, tanpa mencampur dengan pupuk kimia.

“Ya murni Mulsa Tanpa Olah Tanah, Bu Fenti hanya menambah Bio Saka yang diracik tangan sendiri oleh ibu Fenti, mungkin ini inovasi alamiah dari Basawah Pokok Murah, Ibu Fenti menjadikan Basawah Tanpa Pokok,” ujar Yoviandri.

Menurut PPL dan Ibu Fenti, sawah dengan pola tanam Mulsa Tanpa Olah Tanah Insya Allah panen satu bulan kurang lagi

“Insya Allah sawah yang diolah ibu Fenti ini panen sebulan lagi diprediksi hasilkan bisa 10-12 karung padi, uang Rp 3-5 juta sudah mendekat ke Ibu Fenti,” ujar Yoviandri.

“Semoga ya Allah dan Alhamdulillah bisa juga memutar roda kehidupan,” ujar Ibu Fenti.

Menurut Suhatril Isra, bio saka Tidak pupuk, tapi di sawah Ibu Fenti itu aktualnya dari jerami yang otomatis jadi  pupuk.

“Ibu Fenti tanpa modal bersawah ini surprise bagi kami, Field selama ini kampanye Tidak bakar jerami dengan Basawah Pokok Murah lewat Mulsa Tanpa Olah Tanah, sama ibu Fenti dia tak keluarkan uang sepersen punz mengolah tanah murni megangdalkan tenaganya saja,” ujar Isra.

Ibu Fenti tidak alumni sekolah lapangan Field Indonesia, ibu Fenti hanya mendengar sosialisasi dari pioner alumni Field Indonesia Solok Selatan Yurnita. Tapi mampu berinovasi dan menerapkan sendiri di sawah yang diolahnya.

Kini sawah siap panen itu serabutnya banyak, bulir padinya banyak dan tahan hama penyakit pula.

Ketua Jaringan Pemred Sumbar Adrian Tuswandi salut kepada Ibu Fenti yang mampu berinovasi di segala keterbatasannya.

“Sawah itu ladang rezeki, ada banyak kehidupan yang bermula dari sawah itu. Ibu Fenti mampu membaca dan menerapkannya, basawah indak paralu modal lai doh, pak tani dan ibu tani Sumbar bisa menerapkan di sawah nya, Bangga Jadi Petani,” ujar Adrian Tuswandi.

Potensi bersawah dengan model Mulsa Tanpa Olah Tanah, menurut Adrian belum didukung pemerintah.

“Saya heran dan bertanya kok dinas pertanian gak respek dengan Mulsa Tanpa Olah Tanah ini ya?. Sehingga saya curiga, jangan-jangan (semoga tidak) karena bersawah konvensional selama ini menguntungkan oknum di Dinas Pertanian dari banyak vendor yang mendrop kebutuhan sawah konvensional selama ini,” ujar Adrian. (ms/*/ald)