Oleh : Nashwa Marivi.
(Afiliasi : Mahasiswi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Siapa sangka, kehidupan seorang pria yang berada di kelas menengah ke atas menjadi pelayan di kediaman Countess Elizabeth lalu beralih menjadi sastrawan bersejarah di Inggris yang mengguncangkan dunia sastra Inggris pada masa itu dengan karya-karya puisinya yang mengusung tema tentang kehidupan sehari-hari masyarakat bangsawan? Bahkan kehidupan di dalam istana? Geoffrey Chaucer (c. 1343–1400), yang sering disebut sebagai “bapak sastra Inggris”, lahir di kota London, ibukota Inggris (Britania Raya).
Ia lahir dalam keluarga yang berkutat dengan perdagangan anggur yang membuatnya menjadi kalangan kelas menengah ke atas di perkotaan pada zaman itu. Dengan kondisi yang mendukung ini, membantunya mendapatkan tempat dan pekerjaan terhormat di rumah tangga Elizabeth de Burgh, Countess of Ulster, di saat umurnya masih remaja. Jabatan ini memberinya akses ke masyarakat bangsawan dan membuka pintu peluang dalam pelayanan pemerintahan di kota London. Selama tahun 1350-an, ia bekerja menjadi pelayan di kediaman Countess Elizabeth dan memperoleh pendidikan dan tata krama istana untuk mendukung pekerjaan dan perannya di sana.
Chaucer juga ikut bertempur dalam Perang Seratus Tahun dan berakhir di tangkap oleh tentara Prancis. Beruntungnya saat itu Chaucer bebas dengan dana tebusan yang di sediakan oleh Raja Edward III sekaligus untuk menggambarkan penghargaan akan pekerjaan yang ia lakukan selama di istana semasa ia remaja. Pengalaman-pengalaman menakjubkan inilah yang memotivasi dan memberikan wawasan yang sangat luas kepada Chaucer sehingga ia bisa menjelajahi tema-tema tersebut dan membubuhkannya ke dalam puisi-puisi nya.
Geoffrey Chaucer memulai kariernya dalam pelayanan sipil pada 1360-an sebagai diplomat, pejabat istana, dan pejabat bea cukai. Ia melakukan perjalanan diplomatik ke Spanyol, Italia, dan Prancis, di mana ia terpengaruh oleh karya Dante, Petrarch, dan Boccaccio. Chaucer memegang berbagai jabatan di bawah Raja Edward III dan Richard II, memperoleh wawasan luas tentang masyarakat Inggris. Sebagai pengawas bea cukai dan hakim perdamaian, ia memahami perdagangan, hukum, dan kehidupan perkotaan. Puncak kariernya terjadi pada 1386 saat terpilih sebagai anggota Parlemen untuk Kent. Pengalaman ini memengaruhi karyanya, terutama The Canterbury Tales, yang mencerminkan kehidupan berbagai lapisan masyarakat Inggris.
Karya Chaucer di mulai dari terbitnya The Book of the Duchess , Ia menulis puisi ini sekitar tahun 1368 sebagai sebuah elegi untuk Blanche, istri pelindung Chaucer, John of Gaunt. Puisi alegoris ini menggambarkan sebuah mimpi di mana narator bertemu dengan seorang kesatria yang berduka yang meratapi kehilangan wanita yang dicintainya. Sekitar tahun 1379-1380, Chaucer menerbitkan kembali sebuah buku berjudul The House of Fame. Puisi yang menyindir obsesi masyarakat kalangan atas terhadap kekayaan, ketenaran dan puji-pujian yang bersifat fana ini mampu membuat kita yang membacanya sadar jika semua itu hanya bertahan sesaat dan juga fakta bahwa hal tersebut akan membuat kita tidak pernah puas dengan hal tersebut dan akan terus mencoba mendapatkannya sebanyak mungkin. Beralih pada puisi yang mengandung cerita tragis pada kehidupan percintaan antara pangeran Troya dan seorang wanita bernama Criseyde dengan mengusung latar belakang perang yang menyakitkan yang itu Perang Troya, dengan judul Troilus and Criseyde pada tahun 1380-an.
Legenda Wanita Baik (1380-an atau awal 1390-an) merupakan kumpulan cerita tentang wanita berbudi luhur dari mitologi yang menderita karena cinta, seperti Cleopatra dan Dido. Karya ini mengusung tentang kesetiaan dan pengabdian mereka, sekaligus menjadi komentar Chaucer tentang cinta istana dan harapan terhadap wanita. Meskipun terkenal karena eksplorasi kebajikan wanita, kritikus modern memperdebatkan apakah penggambaran Chaucer bersifat tulus atau ironis. Dan tibalah di mana kita akan membahas karya Chaucer yang paling besar dalam sejarah sastra Inggris yang ditulis pada tahun 1380-1390-an, yaitu The Canterbury Tales. Karya ini berisi tentang sekelompok peziarah yang bepergian ke kuil Thomas Becket di Canterbury. Untuk mengisi waktu, mereka saling menceritakan kisah yang mencerminkan latar belakang sosial dan kepribadian mereka. Cerita-cerita ini mencakup berbagai genre, dari romansa hingga komedi, seperti The Miller’s Tale yang jenaka dan Knight’s Tale yang penuh kesatria. Melalui karakter-karakternya, Chaucer menghadirkan kritik sosial dengan humor, sekaligus membantu mengangkat Bahasa Inggris Pertengahan sebagai bahasa sastra yang berkelas.
Karya-karya spektakuler ini membuatnya dikenal oleh seluruh masyarakat London pada saat itu sebagai puitis bersejarah. Di tahun-tahun terakhirnya, Chaucer tetap menulis dan bekerja di istana, meskipun tidak banyak yang diketahui tentang kegiatannya saat itu. Catatan terakhir menunjukkan ia menerima pembayaran sebagai pejabat istana pada 1399, dan kemungkinan besar ia menghabiskan sisa hidupnya di London. Chaucer meninggal pada 25 Oktober 1400 dan dimakamkan di Westminster Abbey, menjadi penyair pertama yang beristirahat di Poets’ Corner.m
Source :
• https://worldhistoryedu.com/geoffrey-chaucer/
• https://archive.org/details/the-riverside-chaucer/page/242/mode/1up
• https://archive.org/details/lifeofgeoffreych0000pear/mode/thum**