
Arosuka, Mimbar – Pekan terakhir Juli 2019 ini, kantor Pemerintah Kabupaten Solok beserta DPRD Kabupaten Solok di Arosuka terasa sepi sekali. Kebanyakan para pejabat pergi Dinas Luar (DL). Bahkan semenjak kepergian Bupati Gusmal ke Makassar menghadiri acara KB, bersamanya juga ikut Kabag Umum, Kabag Perantau Daerah dan Kabag Pembangunan dan sejumlah Kepala Dinas lainnya.
Seiring demikian, rombongan Kepala BKD Editiawarman juga ke Palembang, demikian pula sejumlah rombongan walinagari keluar daerah. Dan tiada terlupakan yang selalu ‘berlangganan’ soal DL ini adalah anggota DPRD, apalagi di penghujung jabatan, istilah orang sabuang salapeh hari patang si bungsu ndak kabaradiak lai, para legislator ini sangat jarang berada di kantor Arosuka.
Dengan fenomena ini, hampir saban hari di pekan terakhir Juli ini, suasana perkantoran Kabupaten Solok Arosuka, sangat sepi sekali, seperti di alahan garudo. Agaknya seperti kelaziman, seandainya pimpinan tidak di tempat, niscaya para anak buah juga sering pula meninggalkan kantor. Banyak ditemui pada perkantoran sepi, sngguh pun di dalam ruangan, hanya terlihat meja dan kursi yang tidak bertuan.
Sungguh ini sebuah balada terbalik dengan kebutuhan masyarakat kebanyakan. Seperti untuk kegiatan DL, tersedia dana dengan selengkap-lengkapnya. Baik untuk biaya naik pesawat, sewa hotel dan kegiatan beracara rapat serta pertemuan di hotel berbintang, seperti Hotel Ibis, Rocky Hotel dan lainnya Pemda dan DPRD bisa menganggarkan. Akan tetapi untuk kebutuhan rutinitas rakyatnya terabaikan sama sekali.
Seperti contoh, persoalan sampah sudah menjadi momok bagi masyarakat seputar Kota dan kantor Arosuka. Biasanya ada agenda tetap mobil sampah yang menjemput/memungut sampah, baik ke rumah-rumah maupun ke Perumnas sekitar. Sekarang kegiatan itu sudah lama tidak berjalan. Diperoleh informasi, anggaran BBM tidak ada. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Solok, Bakrizal Bakti saat ditanya seusai shalat zhuhur di Mushala kompleks Arosuka, membenarkan ketiadaan BBM. “Anggaran BBM itu sudah habis,” sebutnya.
Bahkan didapat informasi, ada pejabat di LH tersebut, untuk urusan BBM, terpaksa memakai dana pribadinya, karena tidak ada anggaran lagi, sehingga terpaksa mobil sampah berhenti berjalan. Ada yang memiriskan pula, mobil sampah sudah bolong-bolong, belum tertambal sama sekali, sementara untuk acara hotel, naik pesawat terbang banyak tersedia.
Hal serupa lain pula cerita pepohonan yang berada sepanjang trotoar dari gerbang Pemkab.Solok menuju RSUD Arosuka, juga tidak ada anggaran.
Semenjak diberitakan trotoar tidak terurus, karena pepohonan dan semak tidak terawat, Plt Kadis PUPR berinisiatif menebang. Setelah ditebang, (masih) keterbatasan dana dengan apa pula dibersihkan, yang juga membuuhkan dana. Sehingga akibat tidak ada dana, terpaksa siap ditebang dibiarkan saja kayu-kayu tersbeut menumpuk di sepanjang trotoar. Padahal ini pemandangan di Kota Arosuka yang otomatis di pusat pemerintahan, sungguh sangat memilukan dan memalukan sekali.
Hendaknya ini perlu menjadi perhatian serius bagi Pemda dan DPRD untuk menganggarkan dana rutinitas masyarakat, seperti biaya BBM angkut sampah dan dana pemeliharaan serta kebersihan taman dan trotoar yang menjadi pemandangan sehari-hari, ketimbang diperbanyak dana DL para pejabat.(ms/mak itam)