Nasib Siswa Duta SMA, Tidak Didukung sekolah dan Dinas Pendidikan Sumbar Terkesan Lepas Tanggungjawab

Duta SMA Sumbar, Muhammad Dzaki Al-Ayuby pelajar SMAN 3 Padang dan Fiva Zahara dari SMAN 1 Pantai Cermin. (foto/dok)

PADANG, mimbarsumbar.id — Malang nian nasib dua pelajar yang telah dinobatkan sebagai Duta SMA Sumbar. Muhammad Dzaki Al-Ayuby pelajar SMAN 3 Padang dan Fiva Zahara dari SMAN 1 Pantai Cermin, sudah setahun menjadi Duta SMA yang merupakan Program Direktorat SMA Kemendikbud Ristek yang dikomandoi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar. Namun kedua lembaga yang mengurus pendidikan ini terkesan lepas tanggungjawab. Kedua siswa ini dibiarkan bergerak sendiri.
Program Duta SMA merupakan merupakan program yang diinisiasi oleh Direktorat SMA Kemendikbudristek sejak tahun 2022, bertujuan menjaring peserta didik jenjang SMA yang memiliki karakter profil pelajar Pancasila, mampu menjadi pemangku kepentingan yang aktif, dan menjadi role model sebaya dalam bidang pendidikan, serta memiliki tiga core value yaitu, Sinergi, Mandiri, dan Aktif.
Kepada sejumlah media di Padang, Jumat (23/2/2024), Zaki sapaan akrab Muhammad Zaki Al-Ayubby menerangkan bahwa sebagai rasa tanggungjawab sebagai Duta SMA Sumbar, maka setelah kepulangan dari Penguatan Duta SMA di Jakarta, dia bersama Diva mulai melakukan program kerja Go To School ke beberapa sekolah di Kota Padang.
“Namun dibalik itu semua, Dinas Pendidikan Sumatra Barat selaku komando program Duta SMA provinsi, tidak pernah membantu dan mendukung program kerja kami, mulai dari surat ke sekolah tujuan, surat tugas hingga masalah pendanaan dalam kegiatan go to school tersebut,” ungkap Zaki.
Meski begitu, mereka dengan penuh tanggungjawab tetap menjalankan program rencana tindak lanjut (RTL) provinsi maupun individu.
Beberapa sekolah yang sudah dikunjugi oleh duta sma sebagai berikut SMAN 3 Padang, SMA Pmt Prof.Dr.Hamka II Padang, SMAN 13 Padang, SMAN 6 Padang, SMAN 16 Padang, SMAN 2 Padang, dan program bersama Duta SMA 2022 dan 2023 pada 4 Januari 2024 ke SMAN 3 & 4 Kota Solok dengan bekerja sama dengan Emina Padang.
“Kami selalu menanyakan ke Dinas Pendidikan Sumbar untuk keberlangsungan kegiatan ini, namun tidak pernah dapat jawaban yang jelas. Ironisnya lagi, di sekolah saya sendiri SMAN 3 Padang, saya tidak diizinkan melakukan program kerja pada Go To School dikarenakan tidak ada surat kegiatan dari Dinas Pendidikan ke pihak sekolah. Untung saya dibantu salah seorang guru untuk masuk ke kelas beliau untuk memberikan sosialisasi tanpa sepengetahuan pihak pimpinan sekolah,” ujar Zaki.
Kekecewaan dua duta SMA ini juga terjadi saat akan melakukan GonTo School ke SMAN 1 Padang. Pada tanggal 12 Januari, duta SMA 2022 & 2023 melakukan go to school ke SMAN 1 Padang dengan telah dikonfirmasi oleh pihak sekolah.
” Namun pada jam 10.00, Jumat itu saya menemui ketua osisnya menanyakan kendala atau keperluan untuk sosialisasi. Hingga pukul 15.00 setelah Jumat, kami belum ada kepastian kegiatan dari pihak osis. Ketika saya menghubungi ketua osisnya, dia mengatakan tidak bisa. Pada malamnya pihak osis meminta maaf dan meminta schedule waktu,” terang Zaki.
Pada Jumat besoknya, lanjut Zaki, dirinya menghubungi ketua OSIS nya, namun kegiatan duta SMA ini tidak diizinkan karena surat kegiatan tidak ada. Padahal sejak Desember, duta sma telah mengirimkan surat kegiatan ke wakil kesiswaan dan sudah dikonfirmasi.
“Saya merasa, Duta SMA tidak dipandang oleh Dinas Pendidikan, Sekolah, maupun pemda. Mungkin semua perlu proses meski kami mewakili Sumbar dikancah Nasional. Beda dengan Duta Siswa dari lembaga lain dan Parlemen Remaja yang didukung penuh oleh Dinas Pendidikan dan pemerintah setempat,” pungkas Zaki. Berkeluh kesah.
Meski begitu mereka tetap bersemangat melaksanakan tanggungjawabnya, dalam berbagai kesempatan, walau tanpa fasilitas dan anggaran dari Dinas Pendidikan Sumbar. (ms/*/ald)