
PAYAKUMBUH, MIMBAR – Keinginan Pemerintah Kota Payakumbuh untuk menjadi Kota Rendang tinggal menghitung hari. Selangkah lagi, Kota ini akan menjadi sentral bisnis rendang Indonesia. Tidak hanya memproduksi, tetapi Pemko Payakumbuh akan mengakomodir pengolahan rendang secara modern agar bisa membuka pasar ke luar negeri. Termasuk menyelamatkan rendang atas klaim hak paten rendang dari negara asing.
Untuk mewujudkan hal ini, Pemko Payakumbuh sedang mempersiapkan segala kebutuhan yang bisa mendukung teknologi Retouch. Sebuah teknologi hasil kerja sama dengan negara Jerman yang akan menjaga kualitas rendang. Baik dari kualitas bahan baku, rendang yang sudah jadi maupun kemasan secara modern yang bisa diterima oleh dunia internasional.
Nantinya, beberapa lokasi di Kota Payakumbuh akan menjadi sentral rendang. Baik untuk memproduksi, pengolahan, bisnis, penampungan maupun penyediaan bahan baku dalam jumlah yang besar.
Kabid Humas Pemko Payakumbuh, Irwan Suwandi menuturkan persiapan untuk mengaplikasikan rencana ini sudah hampir selesai. Tahun 2019 mendatang, teknologi Retouch sudah tersedia di Payakumbuh. Di tahun ini juga, lokasi yang menjadi sentral rendang sudah beroperasi.
“Nantinya teknologi ini bisa menjaga kualitas rendang. Bagaimana standarisasi untuk kadar minyak, santan, daging, rempah-rempah maupun lada diatur oleh alat ini. Namun sebelum beroperasi, Pemko Payakumbuh sudah bekerja sama dengan Universitas Andalas untuk edukasi kepada masyarakat,” kata Irwan.

Irwan menyampaikan maksud Payakumbuh Kota Rendang bukan berarti Rendang menjadi milik Payakumbuh. Tetapi, akan menjadi pusat bisnis rendang. Para pengusaha rendang maupun pemerintah bisa bermitra dengan masyarakat yang dibina oleh Pemko Payakumbuh. Apakah itu untuk kemasan, produksi, pengadaan bahan baku, edukasi, sampai penjualan.
