Singapura, Mimbar – Kantong plastik, kertas dan kapsul kopi – barang yang biasanya dibuang setelah digunakan. Namun, bagi pembantu rumah tangga Indonesia, Gini Ikajayanti, 37 tahun, barang-barang tersebut dibuat menjadi karya fashion yang menarik. Bahkan, desainnya telah dipamerkan di beberapa kontes kecantikan.
Gini yang berasal dari Surabaya ini mulai memproduksi fesyen bergaya ‘avant-garde’ tiga tahun lalu. Sentuhan kreatifnya juga dibordir dengan fitur ramah lingkungan termasuk menggunakan kembali kantong plastik, koran, kanvas dan kapsul kopi. Singkatnya selama Bu Gini menilai bahwa materi tersebut masih bisa digunakan, pasti dia akan membuatkan sesuatu dengan materi tersebut.
Gaun bercorak daun ini, misalnya, tidak menggunakan sehelai benang pun. Itu terbuat dari kertas yang direkatkan. Gaun lainnya terbuat dari kanvas tipis dan kantong plastik dengan ikat pinggang adalah kapsul kopi pipih. Sejauh ini, Ibu Gini telah memproduksi lebih dari 20 pakaian menggunakan bahan daur ulang.
“Saya melihat setiap barang bagus seperti itu. Mengapa kita tidak membuat sesuatu yang indah dari barang yang dapat didaur ulang ini? Jadi saya belajar sendiri karena sejak kecil saya suka membuat kerajinan tangan,” kata Ibu Gini yang pertama kali tiba di Singapura. pada 2014.
Meski hanya ‘belajar’ dengan menonton video di YouTube, sebagian besar desain Bu Gini adalah hasil inspirasinya sendiri.
Desainnya yang unik dan ramah lingkungan bahkan telah menjadi daya tarik utama di beberapa kontes ratu kecantikan setempat. Misalnya, gaun malam yang dilapisi dengan kapsul kopi – hasil dari pekerjaannya yang paling menantang dan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menyelesaikannya. Setiap kapsul kopi perlu dibor lubang dan kemudian direkatkan.
Prosesnya dimulai dengan menghilangkan residu bubuk kopi dari setiap kapsul yang kemudian dicuci dan dikeringkan. Setelah kapsul mengering, Bu Gini akan meratakannya satu per satu dan memisahkannya sesuai warnanya. Kegiatan ini juga diikuti oleh anak-anak majikannya yang akan membantunya.
Gini mengatakan limbah kopi yang dibuang sebelumnya juga dimanfaatkan. Digunakan kembali sebagai pupuk untuk taman di sekitar area rumah. Kapsul kopi juga disumbangkan oleh tetangga dan kenalan majikan Ibu Gini yang mendukung upaya tersebut.
Enam dari desain Bu Gini akan dipamerkan bersama delapan aktivis seni lainnya dari Prancis, Kanada dan Belanda dalam pameran ‘Alive’. Tiket masuk gratis, berlangsung dari 21 hingga 25 April 2021 di Selegie Arts Center.
DUKUNGAN MAJIKAN DAN PAHAMI KEPENTINGAN DALAM FASHION
Motivator utama Bu Gini adalah majikannya sendiri, Ms. Fieke Korporaal berkewarganegaraan Belanda. Meski baru tiga bulan bekerja bersama keluarga ini, Bu Gini beruntung karena majikannya sangat memahami bakatnya. Misalnya, Ms. Korporaal telah membelikan beberapa patung pakaian untuknya. Dia juga hanya perlu mengerjakan pekerjaan rumah sampai jam 7 malam agar dia bisa fokus pada hobinya.
“Jelas sekali Gini adalah seniman yang sangat berbakat dan kami sangat bersyukur dia ada di sini untuk menginspirasi keluarga kami. Sebagai majikan, kami berharap memberinya privasi dan waktu untuk mendorong perkembangannya dan menurut saya itu penting, dan kemenangan bagi kedua belah pihak jika dia bahagia, kami sebagai keluarga juga bahagia,” kata Ms Korporaal, yang tinggal di Singapura selama lima tahun terakhir.
INSPIRASI PADA RUMAH TANGGA LAINNYA
Untuk Ibu Gini sendiri, dia berharap diberi kesempatan untuk terjun ke bidang fashion suatu hari nanti. “Saya kurang berpendidikan dan pekerjaan di Indonesia sangat sulit. Gajinya tidak sama di sini. Jadi saya bekerja sebagai pembantu. Saya ingin menjadi perancang busana sejati, tapi sampai sekarang belum memungkinkan.”
Kisahnya diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi para pembantu lainnya untuk meraih impiannya. “Kami masih bisa melakukan hobi. Kami bisa menunjukkan kepada Singapura bahwa kami memiliki bakat meskipun kami adalah pembantu,” kata Bu Gini. (BERITAmediacorp/ies)