Pasaman, Mimbar – Luar biasa.. Lewat program ‘Salendang Polan’, Dosen Universitas Negeri Padang (UNP) akan menghentikan ‘Ratok’ petani karet di Kabupaten Pasaman. Harga karet yang anjlok di kala musim hujan karena banyak mengandung air, ke depan tak akan ada lagi. Salendang Polan, akan membuat karet sadapan selalu kering sehingga harga jualnya tetap mahal.
Program Salendang Polan inilah yang kini tengah disosialisasikan oleh Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (UNP), Dr Yulhendri SPd, MSi, Selasa (6/8/2019). Yulhendri menilai, program ini merupakan solusi yang konprehensif untuk mengatasi masalah kehidupan ekonomi petani karet, setidaknya di Kabupaten Pasaman. Karena selama ini, faktor musim sangat memengaruhi produksi getah karet. Pasalnya, saat musim panas, produksi karet yang dihasilkan lebih banyak serta getah yang dihasilkan pun mempunyai kualitas yang lebih baik. Sebaliknya pada saat musim hujan, kualitas getah yang dihasilkan tidak begitu baik, karena getah yang dihasilkan banyak mengandung air. Akibatnya, harga jual menjadi turun. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi petani karet.
“Dengan Salendang Polan, petani karet dapat melakukan penyadapan setiap hari tanpa dipengaruhi musim dan dengan harga jual karet yang cukup tinggi. Dengan begitu, petani karet bisa mendapatkan keuntungan yang baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” ungkap Yulhendri.
Selama ini, lanjut Yulhendri, pada kondisi musim hujan ini, petano karet sering meminjam ke tauke untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan keluarganya. Kondisi ini diperparah dengan sifat konsumtif dari petani karet. Dimana, petani karet menjual seluruh hasil perkebunan mereka pada saat musim panas, dan tidak mempunyai simpanan yang cukup pada musim hujan.
“Semoga dengan Salendang Polan ini, perekonomian petani karet bisa lebih baik,” ucap Yulhendri.
Dikatakannya, Sumatera Barat mempunyai potensi sumber daya alam yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sehingga pengembangan kegiatan pertanian merupakan prioritas dalam proses pembangunan daerah ini. Beberapa komoditi pertanian yang terdapat di Sumbar salah satunya adalah pertanian karet.
Pertanian karet di Sumbar tersebar diantaranya di Kabupaten Dharmasraya, Sijunjung, Pasaman, Solok Selatam dan Kabupaten/Kota lainnya. Kabupaten Pasaman merupakan salah satu daerah yang mengembangkan karet yang cukup besar di Sumbar. Tercatat, Pasaman memiliki luas lahan 29.421 dan produksi sebesar 27.786 ton pada tahun 2015, namun jumlah ini terus menurun setiap tahunnya (Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman).
“Untuk mengedukasi masyarakat Nagari Lubuak Gadang yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani karet mengenai bagaimana teknik dalam melakukan penyadapan karet pada saat musim hujan, Tim UNP yang saya pimpin telah melaksanakan pengabdian masyarakat di Nagari Lubuak Gadang, Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman,” jelas Yulhendri lagi.
Ditambahkannya, kegiatan pengabdian Tim UNP yang mengusung tag-line “Kita Tetap Panen Meskipun Hujan Tiba”, dilakukan dalam bentuk pemberian sosialisasi dan pengaplikasian teknik salendang polan kepada para petani karet. Teknik salendang polan ini dirasa efektif menjadi solusi bagi permasalahanpetani karet agar tetap bisa melakukan penyadapan karet pada saat musim hujan.
“Teknik salendang polan dapat melindungi hasil sadapan karet dari terpaan air hujan. Sehingga, hasil sadapan karet pun memiliki kualitas yang lebih baik karena tidak tecampur dengan air hujan lagi. Cara dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat salendang polan ini pun juga terbilang gampang dicari dan minim budget. Sehingga pada gilirannya, diharapkan dapat membantu para petani karet dalam menjaga penghasilan mereka walaupun pada saat musim hujan tiba,” ungkapnya.
Untuk saat ini, sudah ada sekitar 10 pohon milik petani karet di Nagari Lubuak Gadang yang sudah mengaplikasikan teknik salendang polan ini. Untuk kedepannya, Tim Universitas Negeri Padang berharap agar teknik salendang polan ini bisa menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan yang dihadapi oleh petani karet pada saat musim hujan tiba – tidak hanya di Nagari Lubuak Gadang, tapi juga petani karet di seluruh daerah di Sumbar. (MS/Agusmardi/Humas UNP)