Sumbar  

Sekdaprov Hansastri: Masa Tanggap Darurat Bencana Sumbar Berakhir 9 Juni

Sekdaprov Sumbar Hansastri didampingi Kadis Kominfotik Siti Aisyah dan Kadis Sosial saat menggelar konferensi pers terkait progres penanganan bencana Sumbar, Jumat (7/6/2024). (foto/Riko)

PADANG, mimbarsumbar.id — Bencana galodo yang melanda sejumlah daerah di Sumbar, masih menyisakan duka mendalam bagi korban terdampak, termasuk warga yang keluarga atau saudaranya yang meninggal atau hilang. Karena, dari 63 korban meninggal, 3 belum teridentifikasi, sementara 10 korban masih dalam pencarian.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumbar, Hansastri menyebutkan, masa tanggap darurat bencana Sumbar akan berakhir pada Minggu, 9 Juni 2024, setelah mengalami 2 kali perpanjangan.
“Saat ini, BPBD dan Tim SAR masih mencari korban hilang dan akan dihentikan sejalan dengan berakhirnya masa tanggap darurat pada 9 Juni mendatang,” ucap Sekdaprov Hansastri dalam konferensi pers yang dipandu oleh Siti Aisyah, Kadis Kominfotik Sumbar, Jumat (7/6/2024) di aula Kominfo.
Dijelaskan Hansastri, terhadap rumah yang hanyut di sekitar bantaran sungai dan lainnya, tidak direkomendasikan dibangun kembali di lokasi yang sama, tapi dipindahkan ke lokasi baru yang tidak jauh lokasi sekarang.
“Sejauh ini, pemerintah akan membangun 50 rumah di lokasi baru tersebut untuk warga terdampak bencana, sementara progres fisik rehabilitasi infrastruktur pasca bencana sudah 11.1 persen,” ucap Hansastri dalam konferensi pers yang juga dihadiri OPD terkait dan stakeholder lainnya.
Dari data yang sedang dihimpun oleh tim BNPB dan tim SAR, yang dikombinasikan dengan data kepolisian, total korban meninggal 63 orang, di antaranya 60 orang sudah teridentifikasi dan masih dalam pencarian 10 orang.
“Sedangkan rumah yang rusak mencapai 1.210 rumah, Irigasi 1.102 unit, Jalan 53 titik, serta ternak 2700 ekor lebih, termasuk ratusan hektare lahan pertanian yang rusak. Dari hitungan sementara, kerugian mencapai 516 miliar rupiah,” jelas Hansastri.
Khusus untuk infrastruktur yang rusak akibat bencana galodo tersebut, lanjut Hansastri, untuk rehabilitasinya diperkirakan akan menghabiskan anggaran mencapai 1,6 triliun.
“Saat ini Pak Gubernur sudah berupaya minta bantuan pemerintah pusat untuk perbaikan infrastruktur yang rusak. Sementara dari bantuan berbagai pihak yang sudah masuk ke rekening penampung terdata 676 juta. Karena ada bantuan yang diterima gubernur dan Wagub secara simbolis, namun bantuan itu dibagikan langsung oleh organisasi bersangkutan ke masyarakat terdampak. Meski begitu, kita akan tetap melakukan pendataan dan aka. Dipublikasikan secara periodik,” pungkas Hansastri. (ms/*/ald)