Seri I Call for Paper IKA Unand, Rektor Ingatkan Alumni Bisa Jaga Idealisme dan Integritas

PADANG, MIMBAR — Alumni itu harus bisa menjaga idealisme, integritas dan jangan lupa kepada almamater. Kontribusi alumni untuk almamater sangat urgen dan tinggi nilainya, sebab sangat dibutuhkan dalam pengembangan kampus, khususnya akreditasi.

Hal itu disampaikan Rektor Unand Prof. Yuliandri saat menjadi pembahas dalam webinar Call for Paper IKA Unand, dengan tema “Pendidikan Tinggi serta Alumni yang Berkontribusi Untuk Kedjajaan Bangsa”, Rabu (1/7) malam.

Menurut rektor, pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan, termasuk di dunia perguruan tinggi. “Baru saja Unand mewisuda 1103 lulusan secara daring,” ujar Guru Besar Fakultas Hukum Unand ini.

Lebih lanjut disampaikan, telah terjadi transformasi, dimana kampus memberikan otoritas kepada orangtua memindahkan jambul wisudawan di rumah masing-masing, secara virtual.

“Ada hubungan emosional tersendiri antara orangtua dengan kampus,” imbuh Prof Yuliandri, yang sekaligus mengapresiasi penerbitan buku Inspirasi Untuk Kedjajaan Bangsa, dan diskusi yang dilaksanakan DPP IKA Unand untuk membedahnya.

Diskusi tadi malam itu dipantik oleh Khairul Jasmi, Pemred Harian Singgalang sekaligus editor buku, sebagai pengantar diskusi. Pres KJ, demikian panggilan akrab Komisaris PT SP ini, membuat diskusi menjadi segar dengan candaannya.

Menurut KJ, dalam perspektif pers, penulis di kalangan Unand masih kurang banyak jumlahnya dibanding dengan jumlah sivitas akademika dan alumni yang ada.

“Menulis merupakan warisan intelektual. Jadi harus ditularkan kebiasaan menulis itu, sehingga akan lebih banyak lagi alumni Unand yang memasuki dunia jurnalistik Sumbar, bahkan Indonesia,” ujar KJ.

Kadang dalam menulis, sebut KJ, masih banyak intelektual yang masih terhalang dengan alasan referensi, dan otoriter terhadap diri sendiri. “Banyak yang tidak percaya pada diri sendiri, akhirnya tulisan tidak jadi-jadi,” tukas KJ.

Ikut sebagai pembahas, Prof Fasli Jalal yang pernah menjadi Ketua Umum DPP IKA Unand, saat ini menjabat Rektor Universitas Yarsi Jakarta, menilai alumni Unand harus lebih banyak membuat forum untuk “maanjuangkan“, dalam artian bersinergi untuk menghadapi tantangan ke depan.

“Tidak perlu yang sering tampil di tivi saja, tetapi mereka-mereka yang memberikan arti pada lingkungannya, dimana saja mereka berjuang, tidak harus di tingkat nasional. Sebab orang sudah bosan dengan nama-nama besar,” ujar Prof Fasli.

Kemudian saat ini telah terjadi perubahan mendasar di dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya pembelajaran.

“Dengan kemajuan teknologi informasi sekarang, orang bisa saja mendapatkan ilmu atau knowlegde dari tutorial secara virtual dengan gratis, tetapi kalau ingin mendapatkan ijazah, baru membayar,” ucap mantan Wamendiknas ini.

Pada kesempatan diskusi yang dipandu secara apik oleh Ketua Harian DPP IKA Unand Surya Tri Harto ini, diberikan juga ruang kepada penulis untuk menyampaikan pandangan-pandangan mengenai apa dan latar belakang mereka menulis Di antara penulis tersebut ada Insannul Kamil (Wakil Rektor III Unand), Ardinal, Supadillah dan Zikra Budi Utama, dimana semuanya merupakan alumni Unand.

Diskusi yang dibuka oleh Sekjen DPP IKA Unand Prof Reni Mayerni ini diikuti 156 orang yang berasal dari sivitas akademika, khususnya alumni Unand dari seluruh Indonesia, dan ada juga yang dari luar Unand, yang tergabung dalam Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Himpuni).

Tak ketinggalan, di sekretariat DPP IKA Unand di Jl Kis Mangunsarkoro Ujung Gurun Padang diadakan pula nonton bareng (nobar) diskusi virtual ini melalui layar lebar. Turut hadir Ketua Tim Call for Paper IKA Unand Ilhamsyah Mirman, Sekretaris Mona Sisca, anggota tim Wirda Ningsih, Deni, dan beberapa orang mahasiswa. Tampak juga hadir alumni, Hary Efendi Iskandar (juga dosen Unand), Isa Kurniawan, Al Imran Cim dan lainnya.

Rencananya seri II diskusi bedah buku Call for Paper IKA Unand akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2020 dengan waktu yang sama pukul 19.30-21.30 wib dengan tema “Entrepreneurship serta Manajemen dan Kepemimpinan Bisnis”, dimana pembahasnya Prof Musliar Kasim, Nurhayati Subakat (Owner Wardah) dan Toronata Tambun (Founder Aren Energy Invesment). (ms/rls/ald)