Sonny Affandi ‘Disidang’ Tokoh Masyarakat Kampung Lapai, Minta Tetap jadi Ketua LPM

Sonny saat 'disidang' tokoh masyarakat, Bundo Kanduang dan perwakilan RT dan RW, Selasa (16/1/2024). (foto/ald)

PADANG, mimbarsumbar.id — Sonny Affandi, ST ‘disidang’ Tokoh masyarakat dan Bundo Kanduang Kelurahan Kampung Lapai, Selasa (16/1/2024) malam. Hal ini berkaitan dengan pengunduran dirinya dari Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang dijabatnya hampir dua periode, tepatnya sejak 2019 lalu.
Tokoh masyarakat Kampung Lapai, Ardim Datuak Saripado, yang juga Mantan Ketua LPM Kampung Lapai, mengaku terkejut ketik mendapat kabar Sonny Affandi mundur dari Ketua LPM. Padahal, sepengetahuannya, sejak menjadi Sonny Affandi menjadi sekali kemajuan Kampung Lapai, bahkan bisa meraih prestasi hingga tingkat provinsi bahkan nasional.
“Karen itu, pada malam ini, kami bersama perwakilan ketua RT dan RW, mengundang Pak Sonny untuk mendengar langsung, apa alasan mengundurkan diri dari Ketua LPM,” ujar Ardim yang diamini tokoh masyarakat lainnya serta Bundo Kanduang dan perwakilan Ketua RT dan RW.
Sejauh ini dan tak bisa dipungkiri, lanjut Ardim, sejak Sonny menjadi Ketua LPM, organisasi dan kelompok-kelompok masyarakat di Kampung Lapai bergerak aktif. Kekompakan juga terjaga sehingga Kampung Lapai kondusif.
“Kami melihat tidak ada cela di kepemimpinan Pak Sonny Affandi. Bahkan kami lihat, perhatiannya pada Kampung Lapai, mungkin melebihi perhatiannya pada Kampung halamannya sendiri. Karena itulah kami sepakat mengundang Pak Sonny untuk mendengar alasan pengunduran dirinya,” tambah tokoh lainnya, Maiyulis Abnur.
Kalau alasannya maju jadi Caleg DPRD kota Padang, lanjut Maiyulis, juga kurang tepat. Karena tak ada aturan yang melarang Ketua LPM maju jadi caleg. Buktinya, dia telah masuk Daftar Calon Tetap (DCT) Calon Anggota DPRD Padang dari Partai Demokrat dan sudah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kalau ada aturan yang dilanggarny, tentu KPU tidak memasukkannya dalam DCT. Karena itu, jujur, saya terkejut juga ketika beliau mundur dari Ketua LPM. Penjelasan beliau perlu kita dengarkan langsung, agar hati kita tidak berkata-kata terus,” ucap Maiyulis yang didengar Sonny sambil mengangguk-anggukkan kepala.
Sementara itu, Ir. H. Syafri Manan, perwakilan Ketua RT turut menyampaikan keprihatinannya dengan mundurnya Sonny Affandi dari Ketua LPM Kampung Lapai. Apalagi Kampung Lapai saat ini tengah berjuang menuju perlombaan Dasa Wisma Tingkat Provinsi mewakili Kota Padang. Belum lagi Lomba Kampung KB berprestasi yang selama ini mendapat dukungan penuh dari Sonny Affandi.
“Kita jelas terkejut. Karena selama ini perhatian Pak Sonny pada Kampung Lapai sangat luar biasa. Dalam setiap kegiatan, khususnya di Kecamatan Nanggalo, Kelurahan Kampung Lapai selalu unggul dan terbaik. Karen itu, hanya dengan alasan maju Caleg beliau mengundurkan diri, memang kita belum bisa menerim alasannya. Kampung Lapai masih butuh perhatian Pak Sonny,” ungkap Syafri Manan.
Ketua Ikatan Pemuda Kampung Lapai (IPKL) Hasbi Sitorus menilai, mundurnya Sonny Affandi dari Ketua LPM, karena banyak yang mengusilinya. Padahal, orang yang usil itu belum tentu juga telah berbuat untuk Kampung Lapai.
“Saya melihat, orang itu hanya mengganggu ketenangan masyarakat. Tapi kita berharap, Pak Sonny mengabaikan hal-hal itu. Kini Kampung Lapai jauh lebih baik. Bila dulu Kampung Lapai terkenal dengan Narkoba, tawuran dan maling, kita sudah jauh berkurang. Hal itu tak terlepas dari dukungan Pak Sonny sebagai Ketua LPM yang mensupport organisasi yang ada sehingga bergerak aktif,” ungkap Sitorus yang mengakui kehebatan Sonny Affandi, karena pengunduran dirinya bikin ‘Buncah’ Kampung Lapai.
Sedangkan Erwin Ilfahmi, Ketua RW IV Kampung Lapai yang juga mengundurkan diri seminggu setelah Sonny mundur, mengakui bahwa organisasi kemasyarakatan yang ada di Kampung Lapai akan merasa canggung, tanpa Ketua LPM Sonny Affandi. Betapa tidak, selama ini perhatian Sonny sangat full terhadap kegiatan organisasi tersebut. Tidak hanya bantuan pemikiran dan moril, tapi Sonny tak segan-segan mengucurkan dana pribadinya untuk mendukung kegiatan organisasi tersebut. Belum lagi kegiatan yang digelar LPM sendiri dalam upaya membantu masyarakat.
“Lihat saja waktu covid dulu, di Kota Padang, hanya LPM Kampung Lapai yang menggelar vaksinasi beberapa kali, itupun ada doorprice nya. Belum lagi gebrak stunting, dengan memberi makanan bergizi pada ibu hamil dan balita stunting, serta dukungan pada kegiatan lainnya. Ada kelompok rebana, Basurah adat, koperasi syariah, bantuan terhadap warga yang sedang dapat musibah, dan banyak lainnya, dimana Pak Ketua LPM selalu hadir memberi dukungan. Juga berjuang untuk pembangunan infrastruktur di Kampung Lapai,” ungkap Erwin.
Menjawab berbagai pertanyaan tokoh masyarakat, perwakilan RT dan RW tersebut, Sonny Affandi menyampaikan bahwa kemunduran dirinya sebagai Ketua LPM, tak lain bertujuan agar suasana Kampung Lapai tetap kondusif. Karena, bila dirinya tetap menjabat Ketua LPM, banyak tekanan yang datang pada kelompok masyarakat, bahkan hingga lurah sendiri. Buktinya, untuk acara pisah sambut Lurah Kampung Lapai saja, masih saja ada tekanan sehingga lurah yang baru bahkan Camat tak berani hadir. Padahal acara itu direstui Walikota Padang dan dihadiri Bhabin Kamtibmas Polsek, tokoh masyarakat, Ketua RT dan RW serta Bawaslu Kecamatan Nanggalo
“Karena itu, setelah saya pikir-pikir, mengundurkan diri dari Ketua LPM adalah pilihan yang pas, sehingga tidak ada orang yang dirugikan karena saya. Saya tak mau, gara-gara saya hadir di suatu acara, lalu ketuanya ditekan oleh pihak tertentu, jadinya mereka tidak nyaman, termasuk Pak Lurah sendiri, kan nggak nyaman juga dia bekerja di bawah tekanan, kasihan kita,” ujar Sonny.
Diakui Sonny, ini tahun politik. Majunya dia sebagai Calon Anggota DPRD Padang, mungkin ada yang merasa terganggu atau kurang senang. Namun niatnya mencalon, awalnya juga atas permintaan warga, tidak datang dari dirinya sendiri. Dan jika terpilih, tentu akan bisa berbuat lebih untuk kemajuan Kampung Lapai dan Kecamatan Nanggalo khususnya.
*Saya ikhlas saja, walau sebenarnya masih banyak PR yang harus dilakukan untuk membenahi Kampung Lapai, tidak saja soal infrastruktur tapi juga permasalahan sosial kemasyarakatan. Ini.akan menjadi catatan kita bersama,” pungkas Sonny.
Meski Sonny telah menjelaskan panjang lebar soal pengunduran dirinya, namun segenap tokoh masyarakat,. Perwakilan RT dan RW serta Bundo Kanduang dan ketua pemuda yang hadir, bersepakat belum menerima pengunduran dirinya.
“Ya.. untuk sementara begini saja dulu. Kalau di Musrenbang kelurahan nanti tak ada Ketua LPM, ya biar saja dulu. Karena kita belum siap menerima mundurnya Ketua LPM ini. Tanpa ketua LPM, Musrenbang kan tetap bisa jalan,” kata Rudi Mulawarman di akhir pertemuan. (ms/ald)