STAF AHLI KEBIJAKAN STRATEGIS KEMENDES DAN PDTT Febby Berharap BUMDes Capai Keuntungan Sosial

Staf Ahli Kebjakan Strategis Kemndes PDTT Febby Datuk Bangso paling kanan

 

 

PADANG, MIMBAR –  Staf Ahli Kebijakan Strategis, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Febby Datuk Bangso mengharapkan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Forum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menghasilkan persamaan persepsi bahwa target yang ingin dicapai adalah keuntungan sosial.
“Forum ini dibentuk agar seluruh pengelola BUMDes di seluruh Indonesia dapat membangun jejaring, sinergitas dan kesepakatan bahwa target yang ingin dicapai bukan keuntungan modal semata akan tetapi keuntungan sosial,” kata Datuk Febby dalam sambutannya saat pembukaan Munas Forum BUMDes di Auditorium UNP Padang, Senin (27/8/2018).
Menurutnya, saat ini ada banyak desa yang beragam dan juga memiliki potensi yang beragam. Apabila target yang ingin dicapai adalah kesejahteraan sosial, maka seluruh BUMDes dapat bekerja sama untuk kemajuan kedaulatan desa sehingga BUMDes dapat berkembang dengan baik.
Febby juga berpesan agar peserta munas dapat memahami upaya dalam menjalin kemitraan usaha dengan segala elemen terkait, seperti akademisi, institusi bisnis, serta pemerintahan mulai dari bawah hingga pusat.

Sementara itu, Ketua Tim Pakar Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Haryono Suyono menyarankan agar dalam menjalankan unit usaha, setiap BUMDes harus melibatkan keluarga miskin.

“Harus mengikutkan keluarga miskin, apakah itu pekerja, ataupun pegawai di BUMDes. Dengan begitu, dapat dipastikan kemiskinan akan turun,” ungkap pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto ini.

“Kalau keluarga miskin hanya menjadi penonton BUMDes, dipastikan juga akan selamanya menjadi miskin,” tambahnya.

Dengan melibatkan masyarakat miskin, maka BUMDes akan menjadikan usia penduduk di Indonesia menjadi bertambah panjang.

“Karena mereka yang selama ini kesulitan ekonomi akan menjadi lebih tentram. Merasa punya uang. Kalau sakit bisa cepat pergi ke dokter. Bisa membawa balita dan ibu hamil ke posyandu. Karena dana desa juga membangun posyandu. Sangat berbeda dengan era saya dulu. Saya mohon posyandu itu dimanfaatkan, kerahkan ibu hamil dan balita. Jangan dibiarkan posyandu kosong,” tuturnya.

Menurutnya, BUMDes bukan semata mata mencari untung, tapi memberi pekerjaan di setiap penduduk. Sehingga bisa mandiri dan sejahtera.

“Setiap penduduk harus bekerja dan harus tidak miskin. Bundes harus berusaha keras. Itu ukuran keberhasilan BUMDes. Makin banyak anak-anak muda bisa bersekolah ke perguruan tinggi,” katanya.

Namun yang terpenting, tambahnya, meski BUMDes dibanyak tempat mulai melakukan usaha, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, harus melestarikannya.

“BUMDes boleh maju semaju majunya, boleh mengolah segala sumber daya alam yang ada di desa. Namun kekayaan alam itu tidak boleh dihabiskan, namun ditinggalkan untuk generasi yang akan datang. Harus ditanam kembali,” pungkasnya. (MR/ag)