
Solok Selatan,—Kerja Bawaslu adalah mengawasi penyelenggaran pesta demokrasi, Bawaslu itu lembaga resmi negara yang memastikan Pemilu berjalan sesuai aturan main yang berlaku.
Tapi Bawaslu bekerja tanpa ada pemberitaan media maka kerja itu dipastikan publik tidak tahu.
“Sehingga itu Bawaslu ditugaskan meningkatkan partisipasi masyarakat, kalau pengawasan masyarakat tidak berpartisipatif tentu angka partisipatif pemilih tidak maksimal karena kecurigaan ada pelanggaran Pemilu,”ujar Ketua Bawaslu Solok Selatan M Anshar saat membuka Rakor Fasilitasi, Publikasi dan Dokumentasi Pengawasan Pemilu dan Pilpres, Jumat 6/4 di Wisma Umi Kalsum Muaro Labuah Solok Selatan.
Tapi ada UU 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik maka pengawasan partisipatif tadi matching.
“Tidak mungkin pengawasan diketahui kalau tidak diinformasikan dan Bawaslu tidak.memberi akses kepada masyarakat untuk mengetahuinya,” ujar M Anshar.
Sementara Koordinator Sektretariat Bawaslu Solsel Admi Munandar pada laporannya mengatakan Rakor Fasilitasi, Publikasi dan Dokumentasi Pengawasan Pemilu dan Pilpres dimaksudnya untuk mensinergiskan Kegiatan Bawaslu perlu disampaikan dan masyarakat juga harus tahu tentang kerja Bawaslu Solsel.
“Bawaslu tidak akan besar dan tidak tahu eksistensi kerja Bawaslu kalau nihil informasi dan publikasi,” ujar Admi Munandar saat melaporkan pelaksanaan Rakor.
Rakor dengan menampilkan narasumer Nofal Wiska dan Adrian Tuswansi dimoderatori Komisioner Bawaslu Solsel Ade Kurnia Zelli.
Launching Website Resmi Bawaslu
Sebelum Rakor Bawaslu Solsel melaunching web resmi solokselatan.bawaslu.go.id.
Ketua KI Sumbar Adrian Tuswandi diberi penghormatan melanching webresmk tersebut.
“Webaite Bawaslu ini langkah maju untuk keterbukaan informasi publik, karena website saat ini menjadi median penting untuk memberi kemudahan akses informasi publik, tapi meski membuat dan melaunching website itu murah, konsisten admin website harus kuat, tampilkanlah informasi dan dokumentasi terkait kerja, program dan anggaran dan bawaslu sendiri,”ujar Adrian.
Sedangkan Nofal Wiska menekankan bahwa jurnalis adalah triger keterbukaan mendukung kerja Bawaslu diketahui publik.
“Kekuatan pers dan media sangat menentukan kesuksesan kerja sebuah institusi, apalagi Bawaslu semakin dekat hari pencoblosan pasti kinerja pengawasannya makin gahar,”ujar Nofal.
Apalagi kekuatan berita saat ini tidak mengandalkan media cetak saja.
“Justru media.online masive menjadi referensi pembaca, tinggal bagaimana media mengelola informasi sehingga cepar akurat dan mudah dipahami pembaca, buat media online ada data grafis yang mudah dicerna publik pembaca,”ujar Nofal. (rilis:ppid/kisb)