Padang — Menggunakan pelatihan penyusunan bahan ajar berbasis guided discovery learning (GDL) dapat membantu peningkatan kompetensi guru-guru kimia baik dari segi pedagogik maupun profesionalisme. Pembelajaran kimia bagi siswa yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 perlu penerapan model pembelajaran sesuai pendekatan saintifik.
Peneliti dari Universitas Negeri Padang (UNP), Dr Yerimadesi, Jumat (7/12) di Padang mengatakan model GDL dinilai cocok karena berdasarkan beberapa hasil penelitian, model GDL dapat meningkatkan hasil belajar, keterampilan berpikir kritis, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa guru kimia disarankan untuk menerapkan model GDL dalam pembelajaran di SMA, karena model GDL mengarahkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan tentang pengetahuan baru, baik berupa fakta, konsep, prinsip maupun prosedur.
Seiring dengan itu, ada permohonan MGMP Kimia Kota Padang mengajukan permohonan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UNP untuk memberikan pelatihan penyusunan bahan ajar. Bahan ajar yang akan dikembangkan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah bahan ajar berbasis guided discovery learning (GDL).
“Berdasarkan kegiatan PKM yang dilakukan terhadap guru-guru MGMP kimia Kota Padang, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan penyusunan bahan ajar berbasis GDL dapat meningkatkan kompetensi guru-guru kimia baik dari segi pedagogik maupun profesionalisme. Kegiatan ini juga bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran dan dalam meintegrasikan penerapan model pembelajaran ke dalam bahan ajar,” kata Yerimadesi.
Sebanyak 53 guru kimia MGMP se-Kota Padang berpartisipasi dalam pelatihan model pembelajaran GDL yang diberikan. Bahkan diberikan dua kali workshop, pertama workshop pembuatan bahan ajar kimia dengan Microsoft word dan workshop penyusunan dan diakhiri dengan uji coba bahan ajar dalam bentuk modul kimia berbasis GDL.
Dari kegiatan pengabdianya (PKM-red), dikatakan Yerimadesi didampingi Bayharti, dan Guspatni telah dihasilkan lima draf modul kimia berbasis GDL untuk pembelajaran kimia SMA/MA, yaitu dua modul kelas X, dua modul untuk materi kelas XI, dan satu modul untuk kelas XII.
Dari hasil analisis angket diperoleh persentase penilaian guru terhadap penyelenggaraan dan penyajian materi oleh nara sumber secara berturut-turut sebesar 88% dan 91% dengan kategori keduanya sangat tinggi. Dari analisis angket respon guru dan siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul kimia berbasis GDL diperoleh nilai rata-rata momen kappa 0,85 dari angket respon guru dengan kategori sangat tinggi dan 0,70 dari angket respon siswa dengan kategori tinggi.
“Guru juga merasakan manfaat lain dari kegiatan ini, yaitu guru dapat menggunakan sertifikat yang diberikan sebagai salah bahan untuk SKP akhir tahun untuk naik pangkat,” jelasnya. (Humas UNP/Agusmardi)