Tokoh Agama dan Adat Mentawai Sepakat Tolak Paham yang Merusak Harmonisasi

 

Tua Pejat, mimbarsumbar.id – Pj Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai,
Fernando Jongguran Simanjuntak, S.St., Pi., M.Pi, mengatakan sejauh ini kehidupan masyarakat dalam 10 kecamatan di pulau terluar ini berjalan harmonis. Bila ada isu-isu radikalisme dan terorisme diyakini itu berasal dari luar.

“Warga Mentawai ini hidup rukun dan damai dalam semangat kebersamaan mulai dari lintas agama, suku dan adat sampai kehidupan sosial,” ungkap Jongguran, ketika membuka Kenduri Mewujudkan Desa Siaga dengan Resiliensi, di ibukota kabupaten Tua Pejat, Selasa (25/6/2024).

Kenduri yang melibatkan 100 peserta warga Mentawai, diselenggarakan FKPT Sumbar bersama BNPT, baru pertama kali memilih pulau di pantai barat Sumatera sebagai lokasi kegiatan.

Karena itu Bupati berharap, BNPT selalu memilih Mentawai untuk kegiatan berskala provinsi ataupun nasional. “Kami akan menyambut tamu dengan senang hati di bumi Sikerei ini,” sebutnya.

Ketua FKPT Sumatera Barat, Adil Mubarak, mengatakan sebagai perpanjangan tangan BNPT di daerah, FKPT menjadi terdepan dalam pencegahan terorisme dan radikalisme.

“Kami dalam posisi menjalin koordinasi dengan semua pihak, terutama pemerintah daerah dan masyarakat untuk mencegah jangan sampai ibu, anak remaja, dan warga umumnya terpapar isu dan paham yang merusak keutuhan bangsa,” jelasnya.

Acara Kenduri dikemas dalam format lesehan santai namun serius, hingga makan bersama juga menganut pola musyawarah di kampung dengan duduk bersila.

Narasumber nasional Maira Himadhani, M.Si, Kasub Koordinator Partisipasi Masyarakat BNPT, menjelaskan secara lengkap pola terorisme dan sistem pencegahan oleh BNPT. “Terorisme kini sudah menjadi musuh bersama negara-negara di dunia karena amat merusak sendi-sendi kehidupan manusia,” paparnya.

Sementara narasumber lokal, Martinus Dahlan yang juga Sekretaris Daerah Mentawai, menyebutkan, daerah ini sangat mudah mendeteksi pendatang baru lewat pintu pelabuhan. Apabila ada yang membawa paham-paham menyimpang akan langsung terlihat berbeda sendiri. “Walaupun ketatnya pengawasan terhadap pendatang yang bisa membawa isu dan paham radikalisme, sekarang justru masuknya melalui media sosial yang bisa menyasar siapa saja yang kita tidak mengetahui orang,” kata Sekda.

“Bersyukur kita hari ini ada BNPT dan FKPT Sumbar mengadakan acara sosialisasi untuk mencerdaskan warga dari berbagai kalangan dan profesi,” tambah Sekda Martinus.

Acara juga diisi dengan dialog narasumber dengan peserta, diskusi kelompok, presentasi dan diskusi penyelesaian masalah oleh 5 kelompok, dan pertanyaan individu. Pemandu diskusi kelompok Diah Sukmawati mampu membangkitkan semangat peserta sampai menciptakan yel-yel yang diambil dari bahasa khas daerah Mentawai. Panitia menyediakan sejumlah hadiah hiburan untuk pemenang quiz dan rebutan menjawab pertanyaan yang diajukan tentang NKRI, Pancasila, Bhineka tunggal ika, BNPT dan FKPT. (ms/*/ald)