Tradisi Merantau Minangkabau

Aidil Fitra Raihan. Foto/dok)

Penulis: Aidil Fitra Raihan
Program Studi Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
raihansjalah1@gmail.com

Tradisi merantau di Minangkabau merupakan tradisi suku Minangkabau. Laki-laki di Minangkabau baik yang sudah lulus sekolah atau yang putus sekolah sudah banyak yang pergi bekerja, untuk membawa perubahan bagi kampung halaman nya dan memperbaiki ekonomi keluarga nya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tradisi merantau pada masyarakat minangkabau. Metode penelitian ini penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa merantau dalam tradisi di Minangkabau menunjukkan proses pemenuhan kebutuhan yang pada akhirnya menimbulkan aktualisasi di dalam dirinya.

 

Migrasi adalah sebuah tradisi yang sudah sangat umum di dalam masyarakat di Indonesia. Menurut Said Rusli, migrasi adalah perpindahan tempat tinggal seseorang atau kelompok yang bergerak dari satu lokasi geografis ke lokasi geografis lainnya secara permanen atau hampir permanen (dalam jangka waktu tertentu) dengan jarak minimal tertentu.
Laki-laki di Minangkabau baik yang sudah lulus sekolah atau yang putus sekolah sudah banyak yang pergi bekerja, untuk membawa perubahan bagi kampung halaman nya dan memperbaiki ekonomi keluarga nya yang biasa di sebut dengan istilah merantau. Chandra menyatakan bahwa alasan utama orang merantau adalah untuk mencapai kesuksesan, yang membutuhkan keberanian untuk menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Oleh karena itu, ada dorongan yang mendorong orang untuk meninggalkan kampung halaman mereka.
Tradisi merantau di Minangkabau merupakan tradisi suku Minangkabau, Tradisi merantau Minangkabau berkaitan dengan sistem matrelineal sistem yaitu kekerabatan di Minangkabau berdasarkan pada garis keturunan ibu.
Masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrelineal yakni kekerabatan yang menarik garis keturunan menurut garis ibu jadi suku seseorang di Minangkabau mengikuti suku ibunya seorang perempuan memiliki kedudukan istimewa di dalam kaum orang sesuku tidak boleh menikah. Sistem kekerabatan ini ditujukan agar kecintaan dan penghargaan kepada kaum wanita selalu hidup dalam jiwa kaum pria.
Sistem kekerabatan (hubungan pertalian darah) merupakan aspek budaya yang dapat mempengaruhi adat maupun kebiasaan suatu masyarakat salah satu kebiasaan masyarakat Minangkabau adalah merantau yang juga berati migrasi. Laki-laki Minangkabau dianjurkan untuk merantau,karena ia tidak mewarisi harta pusaka.
Dalam sistem matrelineal, perempuan memiliki kedudukan yang istimewa dalam kaum, salah satunya berupa penguasaan harta pusaka. Laki-laki Minangkabau dapat berusaha di atas harta pusaka,namun dia tidak dapat mewarisi harta tersebut pada anak nya, karena anaknya suku lain (sesuai sistem matrelineal) pada akhirnya anak nya akan bersuku sama dengan ibunya. Bagi laki-laki Minangkabau, sistem matrelineal menjadi pendorong untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, kajian di dalam jurnal ini akan memandang bagaimana tradisi merantau pada masyarakat minangkabau.
Tradisi merantau
Tradisi merantau pada masyarakat minang kabau pada dasarnya berangkat dari falsafah hidup yang dipegang semenjak lama, yakni “alam takambang jadi guru”. Makna dari falsafah ini adalah bahwa orang minang kabau diajak untuk belajar dari peristiwa dan pengalaman yang mereka temui di dalam kehidupan sehari-hari. Alam di dalam pengertian ini bisa salah satunya dimaknai sebagai pengalaman hidup. Dan salah satu bentuk usaha memperkaya pengalaman hidup ini adalah dengan cara merantau ke negeri orang.
Masyarakat minangkabau berpendapat bahwa dengan merantau seorang laki-laki mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibandingkan di kampung halaman nya kecenderungan laki-laki Minangkabau yang pergi merantau didasarkan oleh tujuan untuk mencari kekayaan,ilmu pengetahuan dan kemakmuran
Kecek urang tuo”dahulu
Karantau madang di hulu
Babuah babungo balun
Marantau bujang dahulu
Di rumah paguno balun
Artinya seorang pemuda di Minangkabau, kalau belum bekerja, dia kurang mendapatkan tempat atau kurang mendapatkan perhatian, khususnya untuk remaja serta calon mertua. Itu yang membuat laki-laki Minangkabau untuk pergi mengadu nasib di perantauan mengubah nasib untuk menjadi orang yang berguna di kampung halaman, deretan tujuan rantau rata-rata adalah perkotaan atau daerah mana saja asal ramai Rata-rata usaha yang dilakoni adalah berdagang, biasanya mengawali dari usaha kaki lima.
Kelebihan orang Minang mereka pandai berdagang kebanyakan laki-laki Minang yang pergi merantau itu menjadi pedagang yang sukses,karena munculnya jiwa wirausaha ini yang di sebabkan kerena faktor budaya yang mendorong Mereka untuk merantau membangun bisnis di perantauan hingga sukses dan kaya raya itu yang mendorong untuk laki-laki Minang pergi merantau untung-untung merubah nasib menjadi lebih baik
Saat merantau,orang Minangkabau tidak pernah membawa modal berupa uang, mereka membawa semangat dan keuletan tersendiri,bagi orang Minangkabau, merantau adalah melawan kemiskinan. Karena mereka menyadari bahwa pengangguran adalah hal yang memalukan, terutama pada tetangga,mamak dan saudara perempuan.
Orang Minangkabau yang merantau selalu hidup hemat dan selalu mawaspadai diri untuk masa depan, orang Minangkabau bekerja tidak pernah kenal lelah selagi ada yang bisa di kerjakan mereka kerjakan,itu yang membuat perantau Minang banyak yang sukses di rantau karena keuletan dan keinginan mereka untuk merubah nasib dan menjadi pedoman bagi kerabat di kampung.
Meskipun dirantau, mereka akan mengirimkan uang kepadang orang tua untuk memperbaiki rumah atau menebus harta yang digadai jika kehidupan ekonomi sudah membaik, mereka baru pulang kampung untuk menjenguk orang tua, saudara dan orang kampung begitupun juga sebaliknya. Setidaknya ada beberapa alasan yang mengharuskan orang minang kabau merantau ke negeri orang, yaitu sebagai berikut :
Faktor ekonomi
Masyarakat minang kabau dikenal sebagai masyarakat pedagang. ada sebuah nilai yang mendasari mengapa ekonomi menjadi salah satu alasan mengapa orang minang, Nilai tersebut berangkat dari adanya aturan bahwa kaum lakilaki di minang kabau sama sekali tidak memiliki hak kepemilikan harta pusaka tinggi. Sementara itu di sisi lain, mereka memiliki tanggung jawab terhadap keluarga dan anak kemenakannya. Keadaan ini mengharuskan laki-laki di minang kabau untuk mencari penghidupan di negeri lain untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Faktor pendidikan
Semangat mencari ilmu orang minang kabau pada dasarnya lahir dari adanya sebuah sistem pendidikan yang diadakan di surau. Pendidikan di surau pada dasarnya bukan hanya menjadikan seseorang agar paham terhadap agama, tetapi menjadi bekal untuk menjadi orang yang memiliki intelektual bagus di masa depan.
Dapat disimpulkan bahwasanya Merantau secara kultural merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat minang kabau. Hakikat merantau sebetulnya bukan hanya mengenai bagaimana cara memperbaiki kehidupan pribadi, akan tetapi juga ada bentuk tanggung jawab sosial seseorang terhadap keluarga dan kampung halamannya. Hal ini menegaskan bahwa dalam tradisi merantau itu ada sebuah proses psikologis yang dialami oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan.***