Unand Lahirkan 11 Insinyur

KALUNGKAN MEDALI — Rektor Unand Prof.Tafdil Husni mengalungkan medali kepada Dekan Fakultas Teknik Unand, Insannul Kamil yang menjadi lulusan pertama program studi profesi insinyur, program pasca sarjana Unand. foto.dok.

 

PADANG, MIMBAR — Untuk pertama kalinya, Program Pasca Sarjana Universitas Andalas (Unand) dengan Program Studi Profesi Insinyur, melahirkan 11 Insinyur.  Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah  dilakukan oleh Rektor Unand Prof. Tafdil Husni di kampus Limau Manis, Kamis (10/1/ 2019).

Dijelaskan Tafdil dalam sambutannya, Unand merupakan Universitas yang termasuk pertama kali mendapatkan mandat izin penyelenggaraan program studi profesi insinyur dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dari  40 perguruan tinggi di Indonesia, sejak tahun 2017.

“Alhamdulillah, hari ini Unand berhasil mencetak 11 insinyur lulusan program studi program profesi insinyur Unand. Ini merupakan tonggak sejarah baru di Universitas Andalas,” kata Prof. Tafdil Husni.

Disampaikan, Unand merupakan satu dari 40 perguruan tinggi di Indonesia yang mendapat mandat menyelenggarakan program studi profesi insinyur.

Menurut dia, program profesi insinyur sama dengan lulusan kedokteran, farmasi dan akuntasi yang begitu lulus baru diberikan gelar Sarjana Kedokteran. Sama halnya dengan Sarjana Farmasi dan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi, mereka diberikan kesempatan untuk mengambil gelar profesi untuk bisa jadi dokter, apoteker dan lulusan akuntasi yang juga harus mengambil pendidikan profesi untuk jadi akuntan.

“Jadi, sarjana kedokteran agar bisa menjadi dokter, harua mengambil pendidikan profesi dokter. Begitu juga dengan sarjana akuntansi, mengambil pendidikan akuntan dulu baru jadi akuntan. Begitu juga dengan insinyur,” terang Tafdil.

Tafdil menekankan bahwa keberadaan insinyur merupakan tuntutan zaman, apalagi di era persaingan yang sarat perkembangan teknologi saat ini atau yang  disebut dengan era digital atau revolusi industri 4.0. Dalam skala global dituntut adanya profesionalisme.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Teguh Haryono menyampaikan berdasarkan catatan PII, program profesi insinyur di Indonesia untuk Sumatera dimulai dari Padang.

Ia berharap dengan kehadiran insinyur-insinyur baru di Universitas Andalas, dapat berkontribusi untuk memecahkan berbagai persoalan dan tantangan masa depan yang dihadapi masyarakat serta dapat bersaing secara global.

“Banyak tantangan yang dihadapi insinyur ke depan termasuk di Sumatera Barat dan harus mengupayakan inovasi serta memberi nilai tambah serta menjaga kode etik insinyur,” kata Teguh.

Menurut Teguh, insinyur harus selalu dan terus menerus belajar agar bisa meningkatkan kapasitas dan mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Dalam melaksanakan profesinya insinyur harus selalu dapat menerapkan prinsip keselamatan kerja, termasuk melindungi masyarakat,” ucap Teguh. (ms/ald)