Yurnaldi Luncurkan Buku Jurnalisme Hoax

Padang, Mimbar –Yurnaldi, pemegang Kompetensi Wartawan Utama Dewan Pers, beri kejutan pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2018.

Di tengah kesibukan Yurnaldi sebagai Komisioner Komisi Informasi Sumbar, mantan Wartawan Kompas ini tidak berhenti berkarya.

Bahkan dia yang juga dikenal sebagai salah seorang penyair Indonesia asal Sumatera Barat, memaknai Hari Pers Nasional 2018 dengan menerbitkan buku berjudul “Kritik Presiden dan Jurnalisme Hoax”.

“Buku tersebut baru selesai cetak Selasa 6/2 ini, dan diharapkan bisa menjadi bahan bacaan wartawan Indonesia yang hadir di Kota Padang pada acara puncak HPN 2018 dihadiri Presiden Joko Widodo,”ujar Yurnaldi ke wartawan di Padang.

Buku tersebut juga direncanakan Yurnaldi selaku penulis untuk diserahkan langsung penulisnya ke Presiden Joko Widodo.

“Saya pingin kasihkan langsung buku ini ke Pak Presiden Jokowi saat hadir di Padang pada puncak HPN 2018,”ujar Yurnaldi dengan facebook name: yurnaldi paduka raja.

Menurut Yurnaldi, buku adalah mahkota wartawan. Buku adalah karya tertinggi dan terpenting seorang wartawan.

“Wartawan profesional mesti menulis buku agar terus menjadi wartawan yang diperhitungkan. Apalagi buku-buku tentang jurnalistik sangat minim, makanya akibat kekurangan bacaan banyak wartawan terperangkap pada perilaku wartawan yang tak sesuai etika profesi dan maraknya berita hoax akhir-akhir ini, yang sangar meresahkan masyarakat, bangsa dan negara,”ujarnya di kantor Komisi Informasi Provinsi Sumatera Barat.

Yurnaldi selama 32 tahun berkarir di dunia wartawan, sudah menulis puluhan buku, baik karya kompilasi, menulis bersama dengan wartawan lain, maupun menulis buku sendiri. Khusus buku-buku jurnalistik, buku yang sudah beredar luas sebelumnya dan menjadi referensi wartawan dan dunia perguruan tinggi antara lain buku Kiat Praktis Jurnalistik, Jurnalistik Siap Pakai, Foto Jurnalistik dan Kaya dengan Foto, Jawara Menulis Artikel, dan Jurnalisme Kompas. Dan yang sekarang baru terbit adalah buku Kritik Presiden dan Jurnalisme Hoax.

Tidak hanya dikenal sebagai penulis buku, mantan wartawan Kompas dan mantan Pemimpin Redaksi Harian Vokal Sumsel dan Riau Hari Ini, serta pernah jadi konsultan konten media di harian Singgalang dan Haluan Media Group (Haluan, di Padang; Haluan Riau di Pekanbaru, dan Haluan Kepri di Batam), juga dikenal sebagai mentor yang sudah melatih ribuan calon wartawan, wartawan, dan redaktur di berbagai kota di Indonesia.

Yurnaldi menjelaskan, buku Kritik Presiden dan Jurnalisme Hoax, memuat 21 esai jurnalistik yang membahas beragam persoalan terkini pers, wartawan, dan media.

Termasuk kata Yurnaldi kritik Presiden terhadap media, soal membanjirnya berita bohong (hoax), eskalasi kekerasan terhadap wartawan, dan soal kemerdekaan pers di Indonesia.

“Saya setuju dengan Presiden Joko Widodo bahwa yang berharap pihak media mainstream untuk tidak memberi tempat pada berita bohong (hoax) yang menebarkan kebencian, menghasut, memfitnah, dan merusak harmonisasi di negara yang ber-Bhineka Tunggal Ika ini.

Penyebaran hoax baru bisa dibabat habis jika masyarakat sudah benar-benar menerapkan budaya baru dalam berkomunikasi, baik di kenyataan maupun di dunia maya.”Budaya baru itu salah satunya adalah mulai membangun nilai-nilai kesopanan dan kesantunan dalam berucap serta menyampaikan ujaran-ujaran di media sosial,” ungkap Yurnaldi. (rilis)